Website Kuliah: Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

Rabu, 02 September 2020

Bagaimana Mensyukuri Nikmat Waktu yang telah diberikan Allah Swt?

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

MENGHARGAI WAKTU

Pertama yang harus kita garis bawahi adalah bahwa Islam sangat menghargai waktu, karena waktu adalah sangat bernilai. 

Tahukah kamu bahwa waktu sangat berarti dan penting dalam kehidupan kita, Islam telah memberikan gambaran yang utuh mengenai pentingnya memuliakan waktu. Dalam Al-Qur’an Allah telah menempatkan tentang waktu diposisi sangat tinggi, sampai-sampai Allah bersumpah atas nama waktu. Misalnya “Demi waktu” dalam surah Al-Ashr dan ada contoh lagi yaitu “Demi waktu saat matahari naik sepenggalah,” dalam surah Adh-Dhuha.

Dan ketahuilah bahwa Rasulullah saw pernah mengabarkan bahwa waktu salah satu nikmat diantara nikmat-nikmat Allah kepada hambaNya yang wajib disyukuri, Jika tidak, nikmat tersebut akan diangkat dan pergi menginggalkan pemiliknya.
Manifestasi dari syukur nikmat adalah dengan memanfaatkannya dalam ketaatan dan amal saleh. Nabi saw  bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua nikmat yang kebanyakan orang merugi padanya(tidak bisa memanfaatkan dengan baik), yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari no. 6412).

Waktu senggang (waktu luang) adalah di antara nikmat yang banyak dilalaikan dan disia-siakan.
Padahal, setiap nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan kepada kita, kelak akan ditanyakan pada hari kiamat, Allah Ta’ala berfirman,
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan (yang kamu bermegah-megahan di dunia itu).” (QS. At-Takaatsur [102]: 8)
Dalam al-Qur`an, Allah swt pernah bersumpah dengan waktu, misalnya, dalam Q.s. al-‘Ashr (103/13): 3 disebutkan yang artinya: "Demi masa (waktu), sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang orang yang beriman, Beramal saleh(mengerjakankebajikan), Saling berwasiat dengan kebenaran, dan saling berwasiat dengan kesabaran.
Ayat ini, Allah swt membimbing bahwa agar manusia tidak rugi, ada tiga faktor yang bisa menjadikan manusia tidak akan dilindas oleh zaman, karena tiga faktor ini adalah faktor-faktor keberuntungan manusia, yaitu: 1. Iman dan amal saleh;2. Saling mengingatkan dengan kebenaran; dan 3. Saling mengingatkan akan kesabaran/tidak mengeluh.
Waktu merupakan hal yang sangat berharga. Orang Arab mengenal pepatah berikut:
الوقت كالسيف فإن لم تقطعه قطعك
"Waktu adalah seperti pedang, maka jika kamu tidak menebaskannya, ia yang akan menebasmu"
Pepatah ini lebih merupakan perumpamaan tentang betapa pentingnya waktu, karena waktu selalu berjalan tanpa kompromi, dan waktu yang telah berlalu tak pernah akan kembali. Jika kita tidak menggunakan waktu, dalam pengertian berbagai kesempatan, seperti peluang untuk sukses dan berprestasi, bisa jadi kesempatan itu tak akan kunjung lagi. Apalagi waktu kesempatan untuk beribadah janganlah disia-siakan,  karena umur hilang/berkurang tidak bisa lagi kembali dan tidak bisa diganti.

Perkataan syair:
لكل شيء إذا فارقته عوض، وليس لله إن فارفته من عوض
"Segala sesuatu itu apabila engkau tinggalkan ada gantinya, tetapi kalau engkau meninggalkan Allah(Ibadah) maka tidak ada gantinya"

Sebagai contoh, pada hari ini keluputan Ibadah(Dhuha), maka tidak ada gantinya, besok ibadah lain lagi/tugas baru, keluputan dunia ada harapan gantinya, namun ibadah tidak ada gantinya

PENTINGNYA MANAJEMEN WAKTU

Perkataan Syair:
إذا أبقت الدنيا على المرء فما فاته منها فليس بضائر
 "Apabila dunia masih menetapkan agama seseorang, maka apapun yang hilang dari dunia itu tidak akan merugikannya" 

Dalam mempertahankan TUGAS harian selama 24 jam sehari, mampukah kita mempertanggungjawabkan nikmat waktu yang Allah Ta’ala berikan pada kita?

Rasulullah saw bersabda:

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ

“Tidak akan bergeser kedua kaki keturunan Nabi Adam (manusia) di hari kiamat dari sisi Rabb-Nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416)

ترتيب الأوراد للغزالي

Penuntut ilmu/طالب العلم diartikan GURU dan MURID, jangan diartikan terbatas Murid saja. Mestinya mereka membuat Jadwal kegiatan harian/Tugas-tugas diri (وظيفة اليوم والليلة), agar hidup menjadi berkah dan sukses.

Sangat penting untuk Menghargai waktu dengan mengatur, terjadwal rutin harian untuk setiap kebaikan: Ilmu, amal(ibadah), dan penunjang keduanya(makan, tidur/istirahat, mencari nafkah). Jika tidak dibuat jadwal harian, diri kita liar serta tidak ada ikatan, sehingga waktu banyak terbuang.  

Agar waktu yang kita miliki dapat berguna dan terisi dengan hal yang bermanfaat, ada baiknya jika kita membuat daftar kegiatan tentang apa saja yang harus kita lakukan setiap hari/waktu.

Bagi penuntut Ilmu tidak akan bisa menjadi orang sukses,  jika tidak mengatur waktu(membuat jadwal harian), hingga tidak ada aturan untuk dirinya.  Mestinya ada jadwal sehingga  kegiatan menjadi teratur tiap hari/waktu, ada sesuatu yang dikerjakan terkait hal-hal yang bermanfaat.

Di antara metode dan kiat terbesar bagi kita agar dapat memanfaatkan waktu dengan baik adalah dengan meninggalkan segala aktivitas yang sia-sia. Diriwayatkan dari dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

“Di antara kebaikan Islam seseorang adalah dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi no. 2317; Ibnu Majah no. 3976)

Contoh mengatur jadwal kegiatan:
1.  Jam: 3.30-6.45: Bagun pagi Ibadah s.d Isyrak(terbit matahari); 
2. Jam 06.45-07.30 :Mandi dan Sarapan;
3... dst.s.d full hingga sehari semalam seluruh kegiatan terjadwalkan dengan baik.

Jadwalkanlah hal-hal kebaikan(Ilmu, Ibadah, dan penunjang keduanya) serta lakukan dengan rutin/istiqamah, sehingga menjadi WIRID. Jika tidak demikian akan rentan banyak membuang-buang waktu.

Sangat penting harus mengatur waktu dengan baik. Al-Ghazali memaparkan tentang tarbib Aurad(Susunan Wirid) dalam Ihya Ulumiddin. Bisa dikatakan termasuk menjadi Wirid, seperti jika kebiasaan seseorang setiap hari tidur dari jam 13.00-14.30 WIB , atau tiap sore makan  jam 16.30 WIB, yang penting waktu teratur dengan baik. Jika kita tidak menghargai waktu yang diberikan Allah, maka Allah cabut berkah waktu itu.


BAGI SANTRI(PENUNTUT ILMU) ATURLAH WAKTU. JANGAN DICAMPUR ADUK TANPA JADWAL SERTA HARUS FOKUS.
 
Contoh mencampur adukkan waktu: Belajar sambil main hp media sosial, Zikir dan wirid sambil melihat status wa, IG.

Bagilah waktu menjadi tiga bagian:

1. WAKTU IBADAH
2. WAKTU ILMU (SECARA LANGSUNG TATAP MUKA DENGAN GURU/USTADZ/DOSEN, MUZAKARAH, BELAJAR MANDIRI)
3. PENUNJANG KEDUANYA(Tidur, Istirahat, Membersihkan Rumah, Kerja (jika mencari nafkah) dst. 

والله أعلم

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Web Kuliah Abdullah | Powered by Blogger | Design by ronangelo Theme Editor: Abdullah Jejangkit | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com