Website Kuliah: Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

Selasa, 30 Juni 2020

Bagaimana Cara Taubat karena pernah Meninggalkan Kewajiban Shalat?

Taubat berhubungan dengan hak Allah:
(PERNAH MENINGGALKAN KEWAJIBAN SHALAT)

Jangan Shalat Sunnah dulu Sebelum mengqadha(membayar) shalat wajib yang pernah ditinggalkannya!!!


-Wajib bagi setiap muslim, menghitung apakah ada ketinggalan shalat sejak usia Baliq (dihitung misal dari usia baliq hingga sekarang, misalkan setelah dihitung ia pernah meninggalkan Shalat Zuhur sebanyak= 150 kali, Shalat Subuh= 200 kali, dst) maka sejumlah itu ia mengqadhanya.
-Jika ada telah meninggalkan Shalat, maka wajib diqadha(dibayar)dari semua shalat fardhu yg pernah ditinggalkannya
-Mengerjakan Shalat Qadha harus segera, jika ada waktu lapang(selesai seluruh kewajiban, termasuk mencari nafkah yg wajib), maka kerjakanlah shalat Qadha, bisa dikredit hingga semuanya beres terlaksana
-Tidak perlu mengerjakan shalat/ibadah sunnah lainnya, sebelum menghabiskan Qadha shalat dari shalat Fardhu yg pernah ditinggalknnnya
-Jika Qadha shalat masih banyak, sedang dia cenderung mengerjakan yang sunnah(seperti shalat dhuha, rawatib, dll), berarti ada tujuan  lain/tidak murni ikhlas karna Allah
-Orang yg belum mengqadha shalat fardhu yang pernah ditinggalkannya masih dikategorikan FASIK, oleh karena itu jgn menjadi IMAM, atau Saksi

-Demikian juga, Jika ia Pernah Meninggalkan Zakat, Nazar, Kaffarah, maka wajib membayarnya.

Sabda Nabi SAW: 
"Barang siapa yang lupa melakukan shalat, maka hendaklah mengerjakannya manakala ia ingat" 

Hadits ini menunjukkan kewajiban mengqadha' shalat yang ditinggalkan, baik karena ada udzur,misalnya tidur  atau lupa atau tanpa uzur. Hadits itu (sengaja) membatasi dengan kata "nisyan (lupa)" karena ada tujuan dan maksud tertentu.Yakni (untuk memberitahukan) bahwa manakala orang yang meninggalkan shalat karena udzur (karna lupa dan tertidur) masih wajib mengqadha' shalat, maka (apalagi) orang-orang yang meninggalkan shalat tanpa ada alasan yang dibenarkan, tentu mereka lebih wajib mengqadha' shalat. Masalah (dalam Hadits ini) termasuk pada pembahasan "mencabut sesuatu yang lebih rendah, tapi dimaksudkan sebagai peringatan kepada perkara yang lebih tinggi (Syarh al-Nawawi'ala Muslim, juz V, hal 183)

"Orang muslim yang mukallaf wajib segera mengganti shalat yang ditinggalkannya, jika dia meninggalkannya tanpa alasan (misalnya disengaja). Maka baginya wajib segera meng-qadha'-nya. Guru kami Ibn Hajar berkata, sudah jelas bahwa wajib bagi dia (yang sengaja meninggalkan shalat) menggunakan seluruh waktunya untuk meng-qadha' shalat, selain waktu yang memang dibutuhkannya (seperti istirahat dan mencari nafkah). Dan haram padanya melakukan hal-hal yang disunnahkan. Namun bagi orang yang meninggalkan shalat karena ada alasan, misalnya tidur yang tidak melanggar dan terlupa, maka sunnah menyegerakan qadha (tidak wajib bersegera menggadha')."
(Fath al-Mu'in, 4)

Urgensi Taubat

1. Kemudahan berbuat ta'at(undangan dari Allah dalam beribadah)
2. Agar Ibadah diterima, karena Allah hanya menerima ketaatan dari Hamba yg bertaqwa

-Amalan utama setiap hari adalah Taubat
-Semakin banyak dosa, maka semakin sulit untuk berbuat ketaatan/ibadah
-Setiap dosa akan membelenggu seseorang, sehingga tidak bisa/sulit beribadah
-Karena ada dosa hati, maka bathin menjadi berpenyakit, sehingga merasa tidak enak dalam beribadah, seperti baca qur'an, zikir, menuntut ilmu, istigfar, shalawat,(padahal ini merupakan makanan bathin),Mestinya ibadah  menjadi nikmat, lezat jika hati bersih/tidak berpenyakit(berdosa), Seperti orang yang sedang sakit, makannya rasa pahit, tidak enak, jika jasmaninya sehat tentu nafsunya normal, seperti juga terhadap hati yang berpenyakit.

-Setiap Dosa akan menarik/membawa pd dosa lainnya dan terus mengundang maksiat lainnya hingga  membawa kekafiran dan celaka, jika ia tidak bertaubat. Begitu juga perbuatan taat akan membawa pada kebaikan lainnya.

Permulaan Taubat:

1. Tidak Menganggap remeh Bahaya Dosa(1. dimurkai Allah, 2. Tidak dapat kemudahan berbuat Ta'at(Ibadah merasa tdk enak); 3. Ibadah tertolak; dan 4. Bisa mati kehilangan Iman)
2. Mengingat Beratnya Siksaan Allah
3. Ketidakmampuan menahan siksaNya.

-Zikir ini harus dibiasakan dan dikekali siang dan malam, niscaya akan membawa kpd Taubat Nasuha.
-Karena Taubat  yang dijamin Allah adalah taubat Nasuha

والله الموفق بفضله


SUMBER:
1. Muhammad bin Abdul Qadir, Risalah taubat, h. 25. 
2. Syarah Hadis Muslim, Imam An-Nawawi, Juz V, h. 183. dan 
3. Majmu Syarh Mujazzab,juz 3 h. 76.
4. Fathul Muin, h. 4.
Share:

Kamis, 25 Juni 2020

Bahaya!!! Apakah hartamu itu benar-benar Halal?

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

BAHAN RENUNGAN: 
IBADAH YANG SANGAT AGUNG
MEMASTIKAN HALAL TERHADAP HARTA YANG DIMILIKINYA

Rasulullah Saw. bersabda:

رواه الطبراني بسند صحيح : إن ورائكم عقبة كؤودا،  لا يجوزها المثقلون.

"Sesungguhnya di belakang kalian(setelah meninggal dunia) ada jalan yang menanjak sulit dilalui,  bagi orang-orang yang berat bawaannya(banyak harta) tidak bisa melewatinya"

 و إخرج البزار بسند حسن : إن بين أيديكم عقبة كؤودا لا ينجو منها إلا كل مخف.
"Di hadapan kalian ada jalan yang menanjak sulit dilalui, tidak akan selamat kecuali setiap orang yang ringan bawaannya(memiliki harta yang tidak berlebihan dan murni halal)"

Hati-hati punya Banyak Harta, karena akan menjalani musafir kematian. Ada jalan yang menanjak sulit dilalui Tidak akan  bisa melewatinya bagi yg berat bebannya(banyak harta)

-Segala Harta akan dihisab dan dipertanggungjawabkan, semakin banyak semakin sulit, oleh karena itu hendaknya:

1. Mengontrol harta benda dari mana datangnya, pastikan benar-benar halal, seperti ada hutang, zakat, cara mendapatkannya halal/haram, tidak ada sangkut paut dgn hak org lain.(hal ini merupakan ibadah sangat agung, untuk menghadapi bekal kematian)
2. Sebelum wafat, Hendaknya hartanya lebih dulu meninggalkannya, seperti semua harta telah diberikan kpd anak dan istrinya, dll(sehingga harta yang ada tidak berlebihan, hanya cukup biaya sehari-hari, untuk bersedekah, berobat dan biaya kematiannya.

Syurga atau Neraka sangat dekat dengan kita hanya dibatasi NAFAS/Kematian:

الجنة أقرب إلى أحدكم من شراك نعله والنار مثل ذلك
Share:

CELAAN MENUMPUK HARTA

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

BAHAYA CINTA HARTA

ما ذئبان ضاريان أرسلا في غنم بأكثر إفسادا فيها من حب الشرف والمال والجاه في دين الرجل المسلم (رواه الترمذي)

Sabda Nabi: "Dua Serigala buas yang dilepas ke gerombolan kambing, tidak lebih berbahaya dan merusak daripada cinta penghormatan, harta, dan pangkat/jabatan bagi agama seseorang muslim"

Niat Menyimpan Harta:

Menyimpan harta tanpa tujuan yang baik sangat dicela Agama dan merupakan perbuatan yang tidak terpuji...

Oleh karena itu, dikecualikan jikalau  seseorang menyimpan harta harus disertai niat yang baik berikut ini.

1. Harta disimpan sebagai jaga-jaga kalau ada keperluan mendadak, untuk anak,/Istri, /keluarga/ Tetangga yang memerluakan(untuk nafkah/ meninjamkan/membantu mereka;
2. Untuk Harta warisan/meninggalkan Harta untuk anak-anak agar hidup mereka tidak mengemis/meminta-minta;
3. Disimpan untuk persiapan bayar zakat dengan harta tersebut,karena kwatir pd waktunya tidak memilikinya;
4. Menunggu dan disimpan untuk diberikan kepada org lain yang belum datang.

-Dengan niat baik tersebut, Hartanya akan dijaga dan diberkati Allah.


Sumber Pengajian ke- 22 Kitab Bustanul Arifin, Guru Bakhiet., Semoga bermanfaat...
https://youtu.be/UzsPqSfoJiQ

Share:

Doa & Dzikir saat Terbangun(Terjaga) dari Tidur di Malam Hari

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

Bacaan Doa & Dzikir saat Terbangun Tidur di Malam Hari :

عن عبادة بن الصامت قال : يقول صلى الله عليه 
من تَعَارَّ من الليلِ فقال : لا إلهَ إلَّا اللهُ وحدَهُ لا شريكَ لهُ ،لهُ المُلْكُ ولهُ الحمدُ ، وهوَ على كلِّ شيٍء قديرٌ ، سبحانَ اللهِ ،والحمد لله, ولا إلهَ إلَّا اللهُ ، واللهُ أكبرُ ، ولا حولَ ولا قوةَ إلا باللهِ ، ثم قال : اللهمَّ اغفرْ لي ، أو دعا ، استُجِيبَ لهُ ، فإن توضَّأَ وصلَّى قُبِلَتْ (رواه البخاري) 

Dari Ubadah bin Shamit RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang bangun dari tidurnya pada malam hari, lalu dia mengucapkan:

 لا إلهَ إلَّا اللهُ وحدَهُ لا شريكَ لهُ ،لهُ المُلْكُ ولهُ الحمدُ، وهوَ على كلِّ شيٍء قديرٌ ، سبحانَ اللهِ ،والحمد لله، ولا إلهَ إلَّا اللهُ ، واللهُ أكبرُ ، ولا حولَ ولا قوةَ إلا باللهِ ،  اللهمَّ اغفرْ لي..

Artinya : ‘Tiada yang berhak diibadati selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.  Maha suci Allah Segala puji bagi Allah,  tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan upaya selain dengan kekuatan Allah.’

Lalu dia memohon, ‘Ya Allah ampunilah dosaku.’

Atau dia melanjutkan doa, niscaya akan dikabulkan. Jika dia berwudhu lalu shalat, niscaya shalatnya akan diterima,” (HR. Bukhari).

يقول ﷺ: ما مِن عبدٍ يتعارّ من الليل -يعني يستيقظ- فيقول: لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير، سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله، والله أكبر، ولا حول ولا قوة إلا بالله، ثم يقول: اللهم اغفر لي، أو يدعو؛ فيستجاب له، فإن قام وصلى قُبلت صلاته.

Share:

TAUFIK ALLAH ??? Apa maksudnya???

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

Makna diberi Taufik oleh Allah Swt

التوفيق: خلق قدرة الطاعة في العبد
"Taufik adalah Allah menciptakan kemampuan berbuat taat di dalam diri seseorang hamba/manusia"

Contoh : Seseorang hanya sekedar tahu bahwa "Shalat malam/tahajjud atau sedekah itu adalah perkara baik dan sangat besar keutamaannya", namun dia belum bisa melaksanakan ibadah tersebut(Shalat malam atau Sadaqah). Ini berarti dia belum diberi TAUFIK oleh Allah Swt, walaupun dia sudah diberi HIDAYAH, namun belum bisa mengamalkannya.

Pertanda diberi taufik oleh Allah Swt adalah kemudahan dalam beribadah. 

Mengetahui makna "taufik" ini adalah dapat diterapkan seperti ketika seseorang selesai dalam suatu ibadah, dia diharuskan mengingat taufik(kemampuan berbuat taat/pertolongan/Anugerah/pemberian) berasal dari Allah Swt, janganlah sekali-kali dilupakan karena mengingat anugrah Allah Swt  ini adalah wajib(fardhu ain) yang harus ada di dalam hati ketika datang Ujub dan Sunnah dalam tiap waktu. Jika yang muncul adalah kita sendiri yang mampu beribadah, maka ini termasuk dari UJUB (membanggakan diri).

Ujub adalah orang yang tidak ingat sama sekali(lupa) pertolongan Allah Swt, merasa dirinya yang mampu/kuat dalam melakukan suatu Ibadah. Merasa diri: pintar, kuat, tampan/cantik, kaya, punya keistemewaan pada dirinya tanpa menyandarkan kepada pertolongan/pemberian/Anugerah/sebab taufik dari Allah Swt.

Ujub akan menggugurkan ganjaran ibadah, mengurangi pahala bahkan tidak diberi ganjaran sama sekali.

Jika seseorang tidak lagi diberikan oleh Allah Swt Taufik-Nya, maka dia bakal mengalami kerusakan, walaupun ia mempunyai pengetahuan yang banyak dan wawasan luas, karena dia bakal terhalang dari Taufik-Nya (kemampuan dalam berbuat Ta'at).
 
Semoga kita selalu diberi Taufik dan Hidayah dari Allah Swt. Amiin ya Rabbal'aalamin...

Share:

Senin, 22 Juni 2020

SIFAT TERCELA : Tergesa-gesa dalam menuju(berbuat) kebaikan

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

SIFAT TERCELA : Tergesa-gesa dalam menuju(berbuat) kebaikan

Janganlah Tergesa-gesa(الاستعجال)Dalam Melakukan Sesuatu, karena Isti'jal(tergesa-gesa) merupakan sifat yang tercela harus segera diobati.

Sifat tergesa-gesa berlawanan dengan sifat terpuji yaitu perlahan(إناة/التأني), yaitu bersikap hati-hati dalam seluruh kehidupannya, baik ekonomi, makan, minum, bertutur kata, melihat, mendengar sesuatu, apa yang dipakai, digunakan, beribadah, shalat, baca Al-qur'an, dll atau dalam masalah apapun.  Perlahan juga merupakan pokok sifat Wara'(berhati-hati) jika tidak jelas, maka orang yang Wara' akan meninggalkannya....

Setiap kali mau berbuat/memutuskan satu perkara hendaknya dipikirkan terlebih dahulu, apakah bermanfaat atau tidak, kalau dilakukan akibatnya apa, membahyakan agama atau menguntungkannya? Memikirkan dengan matang bukannya untung rugi harta dunia, tapi  apakah sesuatu itu bisa merusak, membahayakan agama atau menambah ketaqwaannya (dia tenang dalam segala hal dan tidak terburu-buru)

Beribadah lebih baik perlahan, walaupun sedikit. Karena tergesa-gesa itu bisa menyebabkan kesalahan-kesalahan, akhirnya ibadah/perbuatan baiknya rusak dan ditolak.
Seperti shalat dua rakaat dhuha dengan baik dan perlahan, lebih besar nilai pahalanya dari pada shalat empat rakaat dhuha dengan terburu-buru.

Perlahan bukannya terlambat/galai tetapi seperti bacaannya dapat didengar hurufnya, gerakan shalat jelas thuma'ninahnya, juga seperti dalam mengambil keputusan ia tidak terburu-buru, apalagi hal tidak jelas menshare berita bisa membantu/mengandung fitnah, ghibah dan kebohongan/hoak....

Setiap ibadah Harus dipikirkan sebelumnya, janganlah terbawa nafsu, seperti puasa karena ingin diet, atau karena puasa untuk menekan pengeluaran.. 

Waspadalah sifat tergesa-gesa karena sifat ini sebenarnya berasal dari was-was setan. Dari Anas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (H.R.Abu Ya’la dan Baihaqi)

والله أعلم
Share:

Minggu, 21 Juni 2020

DUNIA DILAKNAT KECUALI EMPAT PERKARA

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

DUNIA DILAKNAT KECUALI EMPAT PERKARA

Dunia dilaknat(dijauhkan dari Rahmat/kasih sayang Allah),kecuali 4 perkara, sabda Nabi Saw.:
الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيْهَا إِلاَّ ذِكْرَ اللهِ وَ مَا وَالاَهُ ، أَوْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّماً
“Dunia adalah terlaknat dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya kecuali zikir(ibadah) kepada Allah, perkara-perkara yang membantu zikir(mengiringi sarana untuk ibadah)kepada Allah dan orang yang berilmu serta orang yang mempelajari ilmu.” (HR. at-Tirmidzi no. 2244 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, lihat ash-Shahihah no. 2797)
Maka dunia dan seisinya adalah terlaknat kecuali 4 perkara:
1. Zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Beribadah)
2. Perkara-perkara yang membantu untuk zikir/ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala maksudnya adalah perkara-perkara yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berupa amalan-amalan kebaikan dan perbuatan-perbuatan yang akan mendekatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala., seperti Bekerja diniatkan untuk Ibadah, Mencari sarana untuk Ibadah.
3. Orang yang berilmu, yang dengan ilmunya tersebut seorang hamba akan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala.(Mengajarkan Ilmu Agama)
4. Orang yang menuntut ilmu, agar bisa menjadi orang yang berilmu dan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala.(Belajar Ilmu Agama
فالدنيا وكل ما فيها ملعونة ، أي مبعدة عن الله ، لأنها تشغل عنه ، إلا العلم النافع الدال على الله ، وعلى معرفته ، وطلب قربه ورضاه ، وذكر الله وما والاه مما يقرب من الله ، فهذا هو المقصود من الدنيا ، فإن الله إنما أمر عباده بأن يتقوه ويطيعوه ، ولازم ذلك دوام ذكره ، كما قال ابن مسعود ، تقوى الله حق تقواه أن يذكر فلا ينسى . وإنما شرع الله إقام الصلاة لذكره ، وكذلك الحج والطواف . وأفضل أهل العبادات أكثرهم ذكرا لله فيها ، فهذا كله ليس من الدنيا المذمومة وهو المقصود من إيجاد الدنيا وأهلها ، كما قال تعالى : وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
[ الذاريات : 56 ] .
فاللعن هنا بمعنى: الذم، يعني: مذمومة الدنيا؛ لأن أكثر من فيها اشتغلوا بها عن الآخرة، وصدتهم عن الآخرة بزخرفها وشهواتها، فهي مذمومة مذموم ما فيها، إلا ذكر الله سبحانه وتعالى بقراءة القرآن، بالتسبيح والتهليل، بما في القلوب من ذكر الله وتعظيمه، وما والى ذلك من طاعة الله وترك معاصيه، هذا ممدوح ليس بمذموم.
وهكذا المؤمنون والمؤمنات فإنهم مما يلي ذكر الله؛ لأنهم أهل ذكر الله، والقائمون بذكر الله، وهكذا العلماء والمتعلمون هم خواص المؤمنين، فالمؤمنون والمسلمون والعلماء الشرعيون والمتعلمون للشرع، كلهم خارجون من هذا الذم.
فالدنيا مذمومة، مذموم ما فيها مما يصد عن الله والدار الآخرة، أما ما كان يتعلق بذكر الله، والدار الآخرة من طاعة الله ورسوله وترك معاصي الله، وهكذا من فيها من المؤمنين والمؤمنات فإن هؤلاء هم عباد الله وهم الصلحاء من عباده، وهم الأخيار من عباده، وهم الذين يلون ذكر الله، يقومون به يعملون به، فهم غير داخلين في الذم.
وكذلك العلماء الذين يعلمون الشرع ويدعون إلى الله، ويبصرون الناس بالحق.
وهكذا المتعلمون طلاب العلم الشرعي، هؤلاء كلهم غير داخلين في الذم وهم من خواص أهل الإيمان أهل ذكر الله سبحانه وتعالى.
فاتضح بهذا أن ذكر الله  من صلاة وصيام وكلام طيب كالتسبيح والتهليل وقراءة القرآن ونحو ذلك، كل هذا غير داخل في الذم، وهكذا ما والى ذلك من أداء العباد طاعة ربهم، وتركهم معاصيه سبحانه وتعالى فهم غير داخلين في هذا الذم؛ لأنهم أهل طاعة الله وأهل الإيمان به، هم الموالون لذكر الله ، وهكذا ما يتعلق بالعلم والعمل، فالعلماء والمتعلمون لشرع الله عز وجل والدعاة إليه، كلهم من خواص المؤمنين غير داخلين في الذم والله ولي التوفيق.
Share:

ISTIQAMAH SHALAT TAHAJJUD

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

"Seseorang yang bisa Istiqamah Shalat malam(tahajjud) adalah Tamu Istimewa yang dipilih Allah" Tidak akan bisa rutin shalat tengah malam kecuali dia bersih dari dosa, sedikit saja ada dosa, maka ia tidak bisa melaksanakan shalat malam, apalagi telah banyak melakukan dosa..., maka lakukanlah taubat dari segala Dosa. Karena dosa akan mengikat seseorang untuk ringan berbuat Ibadah. Dengan bertaubat seseorang diberikan kemudahan untuk beribadah"
Share:

MAYORITAS PENGHUNI SYURGA SEDERHANA PEMIKIRANNYA

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

KEBANYAKAN ORANG PENGHUNI SYURGA



أكثر أهل الجنة البله
Mayoritas penduduk syurga adalah orang-orang yang sederhana pemikirannya (orang-orang bodoh/sedikit ilmu/Awam).

Hadis ini bukan berarti menganjurkan orang-orang untuk bodoh massal, agama Islam bukan hanya untuk kaum Elit saja, bukan untuk yang titelnya S3, S2, Sarjana, orang-orang pernah Pondok saja, karena kebanyakan orang pendidikannya Sederhana...
Hal ini menunjukkan semangat Islam yang Demokratis, Islam bukanlah agama kaum Elit, Islam agama untuk semua orang...

Jumlah orang AWAM memang lebih banyak dari pada orang yang Ahli/Ulama Pakar/Keberagamaan Kelas tinggi/Tingkatan Ihsan.
Di manapun(termasuk di Negara-negara maju), para pakar pasti lebih sedikit dari pada orang-orang tidak pakar/umumnya manusia...

Ini juga menunjukkan Bukan berarti orang-orang pintar tidak diperhatikan dalam Islam, tapi Islam sangat menekankan pentingnya Ilmu, Ilmu sangat dihargai, namun faktanya dimana-mana orang awam itu lebih banyak dari pada orang spesialis/pakar/ulama(ahli agama)

Catatan Abdullah, ngaji Ihya dengan Gus Ulil...

Share:

KEBODOHAN SEJATI (AINUL JAHLI)

KEBODOHAN SEJATI(عين الجهل)
(Bodoh sebodoh-bodohnya/Si BONGOL/Mata(sumber)ketidaktahuan/Nampak ketidaktahuan)



BETAPA BANYAK ORANG YANG BERWATAK SEPERTI INI, sehingga AINUL JAHLI ada dimana-mana.

-Orang mengukur Informasi berdasar livel Intelektual yang ada sekarang, misal dia livel 5 , kemudian dikasih informasi yang berada di livel 7. Semua informasi yang berada di livel 5 dia bisa faham, namun begitu diberikan informasi yang lebih tinggi misalnya level 7, maka dia susah memahaminya dan berusaha untuk menolak informasi itu.
-Misalnya banyak orang yang mengingkari keberadaan tuhan, seperti mereka mengatakan kita tidak bisa melihat tuhan dengan panca indera kita atau instrumen yang membantu panca indera, karena keberadaan tuhan tidak terbukti berdasarkan keberadaan data-data empiris, maka kesimpulannya Tuhan tidak ada.
-Seperti itu juga orang yang mengingkari kenabian, dengan tidak ada dinalar, sebenarnya bukannya kenabian yang tidak ada, namun nalar mereka tidak sampai ke situ.
-JADI orang yang hanya melihat yang ada hanya diukur dengan MATA/PANCA INDERA atau Instrumen membantu panca indera(microskop, teleskop, dll)dia pasti tidak percaya sesuatu di luar itu semua. Inilah yang pandangan hidupnya/cara berfikirnya/perspektifnya bersifat materialistik, dunia yang real itu adalah yang material ini/yang ada/yang berwujud.,maka dia susah memahami adanya tuhan. Mereka mengukur adanya tuhan berdasarkan Akal murni, sementara akal terbatas dalam memahami sesuatu. Sebagaimana mata hanya bisa melihat sesuatu yang bisa dilihat, mata tidak bisa melihat bau, mata tidak bisa melihat musik, musik hanya bisa diketahui melalui pendengaran, telinga tidak bisa mendengarkan warna, oleh karena itu panca indera bisa memiliki keterbatasan.
-Akal bisa mengetahui yang tidak bisa diketehui oleh panca indera. Di atas akal ada kekuatan lain yang bisa mengetahui sesuatu yang tidak bisa diketahui akal (seperti berjenjang : panca indera, akal, di atas akal).
-Inilah yang dimaksud "عين الجهل"(Sumber ketidaktahuan,Kebodohan yang nampak, bodoh sebodoh-bodohnya) yaitu seseorang yang berada di livel bawah menghakimi orang yang memiliki livel atau kemampuan di atasnya, seperti menolak keberadaan tuhan hanya dengan menggunakan Instrumen akal saja "karena tuhan tidak bisa dibuktikan dengan akal dan indera, maka kesimpulannya tuhan tidak ada". Dia mengukur informasi berdasarkan parameter di bawahnya, informasi livel 7 dia ukur dengan tingkat yang berada dibawahnya, seperti orang buta mengingkari tidak ada warna, karena dia tidak mempunyai kemampuan untuk melihat. Bukannya kenabian yang tidak ada, tetapi mereka tidak mempunyai kemampuan untuk memahami kenabian. Seperti juga orang yang baru lulus SMP menghakimi orang sarjana, S2(berada diatasnya), orang yang baru belajar agama menghakimi orang yang sudah mendalami luasnya ilmu agama... Betapa banyak sekarang ini, orang seperti ini kelakuannya...

Dengan demikian memberikan gambaran bahwa:

AINUL JAHLI ADA DIMANA-MANA
Oleh karena itu, bagi kita kalau belum berada di level itu, kita tau diri saja, jangan kemudian langsung  menghakimi informasi berdasarkan pengetahuan kita yang terbatas(masih sedikit), akhirnya kita berpendapat yang menimbulkan ditertawai banyak orang, karena tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk sampai pada livel itu (belum mengetahuinya), bahkan memaksakan diri untuk menghakimi informasi tersebut...

والله أعلم

Semoga bermanfaat....
Catatan Abdullah, Ngaji dengan Gus Ulil Al-Munqidz Min al-Dalal (halaman 111) karya Hujjatul Islam Imam al-Ghazali. 12 Juni 2020

Share:

Doa Terhindar dari Bujuk Rayu/Godaan Syaitan Selama 24 Jam

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya



Doa Terhindar dari Bujuk Rayu/Godaan Syaitan Selama 24 Jam

Syaitan tidak berani mendekat. Tinggal yang kita hadapi Bujuk Rayu Hawa Nafsu.

Di baca 1 kali, setiap selesai shalat Subuh:

اللهم إنك سلطت علينا عدوًا لنا بصيرًا بعيوبنا، مطلعًا على عوراتنا، يرانا هو وقبيله من حيث لا نراهم، اللهم فآيسه منا كما آيسته من رحمتك، وقنّطه منا كما قنّطته من عفوك، وباعد بيننا وبينه كما باعدت بينه وبين رحمتك إنك على كل شيء قدير

Ya Allah Engkau telah menguasakan kepada kami, seorang musuh yang melihat atas kesalahan/dosa kami, yang mengetahui kelemahan kami. Mereka dan golonganya sanggup melihat kami, sedangkan kami tak sanggup untuk melihatnya. Ya Allah Pupuskanlah harapan mereka sebagaimana Engkau memutuskannya dari rahmatmu. Putus asakanlah mereka dari kami sebagaimana Engkau memutusnya dari ampunan-Mu. Jauhkanlah mereka dari kami sebagaimana Engkau menjauhkannya dari Rahmatmu. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Firman Allah Swt. dalam Al-Qur'an surah Al-A'raf ayat 27:

يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin- pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.

Pada ayat-ayat ini, Allah swt. menyerukan kepada anak cucu Adam sekali lagi untuk memperingati mereka jangan sampai lalai dan lengah melupakan dan menyia-nyiakan dirinya, tidak mensucikan dan membentenginya dengan takwa tetapi hendaklah mereka selalu berpikir mengingat Allah karena kalau tidak hatinya akan berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Dengan demikian mereka akan mempunyai kekuatan yang membaja untuk menghadapi bujukan dan rayuan setan dan selamatlah mereka dari tipu dayanya dan tidak akan mengalami nasib buruk sebagaimana yang telah dialami ibu bapak manusia yaitu Adam a.s. dengan istrinya Siti Hawa, sehingga keduanya dikeluarkan dari surga, pakaiannya tanggal sehingga auratnya kelihatan. Setan dan pengikutnya turun-temurun memusuhi terus-menerus anak cucu Adam. Dia senantiasa mengintip dan memperhatikan di mana adanya kelemahan-kelemahan mereka di sanalah dia memasukkan jarumnya sebagai godaan dan tipuan. Dialah musuh yang sangat berbahaya karena dia melihat mereka, sedang mereka tidak melihatnya. Dia lebih berbahaya dari musuh biasa yang dapat dilihat karena musuh-musuh lahiriah itu dapat diketahui di mana adanya dan ke mana arah tujuannya malah lebih berbahaya lagi dari musuh dalam selimut. Dia mengalir pada tubuh manusia seperti mengalirnya darah sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.:

إن الشيطان يجري من ابن آدم مجرى الدم

Artinya:
Sesungguhnya setan itu mengalir pada tubuh anak cucu Adam melalui saluran darah. (H.R Bukhari dan Muslim dari Anas)

Tidak ubahnya dengan bahaya penyakit yang tidak kelihatan kecuali dengan alat mikroskop yang biasanya dibawa oleh lalat atau nyamuk yang dimasukkan ke dalam makanan dan minuman. Ia menembus masuk ke dalam tubuh tanpa diketahui yang akibatnya menyedihkan sekali karena sukar akan dapat sembuh dalam waktu singkat dan ada kemungkinan tidak dapat sembuh lagi karena parahnya. Berbeda dengan penyakit yang dapat dilihat dengan mata kepala seperti bisul dan sebagainya dengan cepat-cepat diobati dan dalam waktu singkat sudah dapat sembuh. Kekhawatiran-kekhawatiran yang berakibat buruk seperti tersebut di atas itu dapat terjadi hanya pada manusia yang kurang atau sama sekali tidak beriman, karena mereka itulah yang akan menjadi mangsanya dan kepada merekalah Allah swt. telah menjadikan setan sebagai pemiliknya.





Share:

AMALAN AGAR IBADAH MENJADI MUDAH, SEMPURNA, DAN DITERIMA.

AMALAN AGAR IBADAH MENJADI MUDAH, SEMPURNA, DAN DITERIMA.

Amalan ini dibaca tiap kali sebelum melaksanakan ibadah, seperti baca Al-Qur'an, Zikir, shalat, dll:
1. Membaca Istigfar 3 kali sambil direnungkan maknanya(dengantaubat), contoh :
أستغفر الله العظيم الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه 3 x
2. Berniat/tekad di hati untuk menjadi orang bertawa, seperti "Sengajaku bertekad untuk menjunjung perintah engkau ya Allah dan aku menjauhi segala laranganmu"
3. Laksanakan Ibadah, seperti Baca Al-Qur'an, Shalawat, Zikir, Shalat sunnah, shadaqah dll...
-InsyaAllah ibadah yang akan dilaksanakan menjadi mudah, disempurnakan, dan diterima. Akan berbeda dan lain rasanya dengan ibadah langsung tanpa didahului amalan ini, karena hatinya menjadi bersih(berkat taubat) dan dia menjadi orang yang TAQWA.
-Hakekat Amalan ini adalah sebelum beramal ibadah, ia memastikan bersih dari dosa dan jadi orang yang bertaqwa. Sehingga ibadahnya menjadi "Ibadah orang yang bertaqwa" Karena taqwa berarti menjauhkan dosa/menghilangkannya dan bertekad untuk meninggalkan segala dosa.
-Jika Ibadah tidak asal-usulnya, seperti setelah ia berdusta(melakukan suatu perbuatan dosa), kemudian misalkan ia langsung baca Al-Qur'an(tanpa didahului dengan taubat amalan seperti di atas), maka pahala baca Al-Qur'an tidak diterima, padahal dalam Al-Qur'an "laknat Allah atas orang yang berdusta". Oleh karena itu minta ampun dan taubat terlebih dahulu sebelum membaca Al-Qur'an/Ibadah lainnya.
Firman Allah Swt:
إنما يتقبل الله من المتقين
Allah hanya menerima amal(ketaatan dan ibadah) yang datang dari orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Al-Maidah: 27)
MA 31 - 30
Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya
Share:

KEWAJIBAN MENJAGA PENDENGARAN

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

KEWAJIBAN  MENJAGA PENDENGARAN


Hal-hal yang dilarang untuk didengarkan (teliga harus menjaganya):

1. Pembicaraan orang-orang yang menyembunyikannya. Misal mendengarkan pembicaraan orang-orang sedang rapat, sedangkan dia bukan pesertanya.
2. Suara/bunyi Alat-alat yang diharamkan, seperti seruling, gitar, gambus, terumpet, dll (secara langsung). Sebagian membolehkan yang tidak langsung seperti Rekaman, siaran TV/langsung online dengan syarat :a. tidak melalaikan ibadah wajib/Fardhu; dan b. Tidak mendorong/semangat pada kema'siatan
3. Mendengar hal-hal yang dilarang, seperti Ghibah, namimah(adu domba), cerita dusta, dll
4. Ilmu-ilmu yang tidak boleh didengarnya dan dipelajarinya(seperti sihir), atau Ilmu yang dia belum sampai ketingkatan itu(seperti ilmu hakikat, padahal ilmu fardhu ain saja dia belum beres)
5. Suara perempuan yang menimbulkan fitnah, demikian juga sebaliknya suara laki-laki(seperti rayuan kpd org yang bukan istrinya). Karena hal ini bisa menimbulkan pikiran-pikiran ma'siat/tergoda. Sehingga dalam syariat, perempuan dilarang : 1. Azan 2. Baca Al-Qur'an dengan nyaring dihadapan orang yang bukan muhrim, karena kedua hal ini(Azan dan Bacaan Al-Qur'an) merupakan hal disunnahkan untuk mendengarkannya. Namun perempuan tidak dilarang bersya'ir atau bernyanyi, karena hal ini tidak disunnahkan untuk mendengarkannya.

Sumber: Pengajian Kitab Minhajul 'Abidin, ke 35. Guru KH. Muhammad Bakhiet.
MA. 35
Share:

CARA MENJAGA DIRI DARI SEGALA DOSA DAN MAKSIAT

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

CARA MENJAGA DIRI  DARI SEGALA DOSA DAN MA'SIAT



Jalan Pertama menuju Allah Adalah Taubat, sambil menjaga diri dari Segala dosa dan ma'siat dgn Cara:
1. Selalu dalam keadaan Suci/Wudhu, karena Allah Swt. menyukai orang-orang yang suci
2. Meninggalkan bergaul dengan Orang Fasik(seperti orang  fasik sebab berdusta, meninggalkan shalat, tidak jujur, dll), karena berteman dengan orang fasik akan menimbulkan seseorang berani melakukan dosa.
3. Meninggalkan tempat-tempat yang mudah menimbulkan banyak maksiat/dosa, tempat tuhmah(تهمة)', mudah terjadinya perbuatan dosa, seperti warung, pasar, di pinggir-pinggir jalan. "kadang org katuju mawarung, kada mau baik". 
Atau tempat-tempat yang menimbulkan nafsu birahi, seperti menuju toko yang dijaga perempuan,  maka pilihlah yang ditunggu oleh laki-laki agar selamat dari 
dosa. Demikian juga tempat lainnya seperti: mall, diskotik, dll.
4. Meninggalkan makanan yang haram dan/syubhat. Bilamana makanan haram/syubhat masuk kedalam tubuh manusia, maka energinya yang dikeluarkannya mengarah kepada perbuatan yang haram, sehingga sulit menjaga diri dari yang haram. Hal ini dikarenakan sumber tenaganya dari yang haram/syubhat.

Sebagaimana diungkapkan: "Anak Zina, adalah paling jahat diantara tiga orang(Ayah, Ibu, dan Anaknya)". Hal ini dikarenakan bahwa Ayah dan Ibunya bisa bertaubat kepada Allah Swt. Sementara anak mereka dari bibit yang haram, sehingga sangat sulit bagi anak tersebut menjadi orang yang baik/jauh dari dosa.
ولد الزنا في النار
"Anak zina masuk Neraka" Sebab pada umumnya tingkahlaku dan sifatnya kepada hal yang haram dikarenakan berasal dari bibit yang terlarang.

Dengan demikian makanan ataupun minuman yang haram, sangat berpotensi bagi pengkosumsinya untuk melakukan ma'siat/dosa.

5. Puasa, merupakan perisai yang membentengi dari dosa, seperti berkata bohong, melihat hal yang diharamkan, dsb.
6. Menyendiri/Khalwat, yaitu tidak banyak bergaul dengan orang lain kecuali hal yang sunnah dan wajib.
7. Mengekali "Musyaratah"مشارطة"/selalu mensyaratkan diri, yaitu berjanji pada diri untuk tidak melakukan dosa dan kemaksiatan. Musyarathah dapat dilakukan pada setiap pagi(setelah shalat subuh) dan sesudah shalat magrib.(Bagi orang yang melaksanakan suluk diwajibkan melaksanakannya setiap hari). Contoh lafadz Musyarathah:
a. "Wahai diriku-janji di hadapan Allah- hari ini/malam ini, jangan handak berbuat maksiat"
b. "Wahai diri, kamu hari ini mesti berjanji lawan aku, Jaaangan handak memandang yg haram, jaangan handak mendengar yang haram, jaangan handak melangkah ketempat yang haram, jaangan handak menyakiti makhluk Allah Swt"
c."Wahai diriku ayo berjanji hari ini, jaangan handak ma'siat pd Allah, Jangan handak macam-macam(dzalim) dengan makhluk Allah, hari ini engkau mesti taqwa pd Allah Swt"
d. Wahai diriku hari ini berjanji tidak mau berbuat yang dilarang Allah, tidak mau melakukan hal yang tidak ada manfaatnya. Aku akan melakukan semua perintah Allah dan Aku berbuat sesuatu yang bermanfaat.
-Bila berjanji seperti ini, Insya Allah akan ditolong Allah Swt untuk menyempurnakan janjinya, karna hal ini berhubungan dgn NIAT YG BAIK.
8. Selalu Muraqabah/مراقبة , yaitu selulu merasa bahwa dirinya diawasi Allah Swt., dilihat Allah Swt. dimanapun dia berada, selalu merasa didengar dan diketahui oleh Allah Swt. 
Muraqabah mencakup dua makna: a. Mengintai diri berdasarkan musyaratah td(melaksanakan janji diri berbuat kebaikan dan tidak akan berbuat dosa/ma'siat); dan atau b. Selalu merasa diawasi Allah Swt.
9. Muhasabah/محاسبة-/memeriksa(evaluasi diri), Selalu menghitung diri, yaitu menghitung-hitung apa yang telah diperbuatnya  berdasarkan apa yang dia telah janjikan dalam "musyaratah" apakah ada maksiat atau kebaikan.  Muhasabah dapat dilakukan pada setiap pagi dan sore. Pahala bermuhasabah sangat besar dibandingkan dengan baca yasin/tabarak.

-Dari pagi s.d sore/magrib s.d subuh apakah sudah pas semua janjinya sudah ditepati.
-Misalnya ternyata ada yang tidak tepat janji, jam sekian...sekian... ada melihat yang haram atau memperbuat yang dilarang, kemudian bermujahadah berjuang memperbaiki yang tadi.>>> dengan menghukum (معاقبة)
10. Selalu menghukum(معاقبة) terhadap maksiat yang ia lakukan, yaitu memberikan sangsi pada diri bilamana melakukan suatu kema'siatan. 

Contohnya:
-Karna dia jam sekian ... berdusta maka diwajibkan atas dirinya baca Fatihan 100 x.
-Matanya berhubung siang tadi di pasar ada melihat yang diharamkan Allah Swt.(muhasabah), maka kamu wahai "mata" malam ini akan aku hukum, malam ini mesti dengan melihat/membaca Al-Qur'an selama 1 jam.(Muaqabah)
-Ternyata ada berkata yang haram, seperti berbohong! Ikam menyalahi janji ada berkata-kata yang haram. Malam ini engkau aku hukum, engkau mesti berzikir 1000 x sebagai gantian dari berucap yang haram/kotor.
Muraqabah merupakan salah satu persyaratan agar kita bisa "musyahadah" kepada Allah Swt.

Bila semua ini dilakukan, akan bisa mengurangi segala kema'siatan. Jika diri kita dibiarkan tanpa kendali, peraturan, dan tanpa sangsi, maka diri akan lepas dan terjerumus pada banyak  perbuatan dosa, walaupun sebenarnya dia punya ilmu. Setiap perbuatan dosa, akan mendekatkan seseorang pada Neraka: sejengkal, sedepa, bahkan lebih mendekat beberapa kilometer, sampai tidak ada jarak antara dirinya dan neraka kecuali kematian(neraka sudah menunggunya). Demikian juga perbuatan baik akan mendekatnya kesyurga.

"Tatkala dosa itu kian berlapis-lapis, tentu akan makin menancap kuat di dalam hati. Dan pada saat itu, hati akan buta sehingga tidak mampu mengetahui kebenaran dan kebaikan agama. Masalah akhirat akan dianggapnya remeh, sementara urusan dunia dianggapnya besar dan amat penting. Akibatnya, fokus perhatiannya hanya terbatas pada dunia saja. Maka, manakala pendengarannya diketuk dengan masalah akhirat dan bahaya yang akan terjadi nanti, pasti akan masuk lewat satu telinga dan akan segera keluar dari telinga lainnya, sama sekali tak berbekas di hati, dan tidak mampu menggerakkan hati untuk bertobat serta meraih hal-hal yang telah hilang itu." (Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, Keajaiban Hati, h. 49)

Agar bisa selalu memelihara yang difardhukan Allah Swt. dan segera berbuat kebaikan:

1. Adab Dzahir: a. Cari tempat yang baik yang dicurahkan rahmat Allah Swt.(bukan tempat ma'siat); dan b. Akrab/berteman dengan orang shalih

2.  Adab Bathin:a. Cinta akhirat; dan b. Merasa tidak panjang umur (قصر الأمل) (tidak merasa panjang umur). Karena itu,  batas usia tidak bisa diketahui, bisa saja kapanpun Allah Swt bisa memanggilnya atau mencabut nyawanya . 
Merasa hidup tidak akan lama lagi(قصر الأمل) merupakan sifat terpuji. Dengan mengekali sifat ini, seseorang bisa Istiqamah dalam kebaikan dan rutin dalam beramal ibadah.

Lawan dari sifat ini adalah sifat panjang angan-angan, yaitu merasa hidup masih panjang(طول الأمل)/Hidup masih lama jauh dari kematian, masih lambat meninggal dunia, umur masih panjang 2/3/5/10/15  tahun lagi atau bahkan lebih panjang lagi umurnya. Ini merupakan penyakit hati, Seperti Usamah dianggap Nabi Muhammad Saw. merasa panjang umur, karena berani berhutang selama satu bulan. Sifat panjang angan-angan mengakibatkan seseorang tidak bisa rutin dalam beribadah,  tidak bisa istiqamah dalam kebaikan, tidak bisa meninggalkan dan mengendalikan syahwat dunia, tidak bisa lurus menuju jalan akhirat,dan merasa berat dalam melakukan kebaikan. (Imam Abdullah Al-Haddad, Risalah adab suluk murid, 34-35)


والله أعلم

Semoga kita bisa mengamalkan. Aamiin...

Sumber: Risalah Adab Sulukil Murid, Pengajian Guru KH. Muhammad Bakhiet AM. dan Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin.
Share:

DO'A MENSUCIKAN HATI

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

DO'A MENSUCIKAN HATI


اَلَّلهُمَّ يَارَبِّ بِجَاهِ نَبِيِّكَ الْمُصْطَفَى وَرَسُوْلِكَ الْمُرْتَضَى طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنْ كُلِّ وَصْفٍ يُبَاعِدُنَا عَنْ مُشَاهَدَتِكَ وَمَحَبَّتِكَ، وَاَمِتْنَا عَلٰى السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالشَّوْقِ إِلَى لِقَائِكَ يَاذَا الْجَلَالِ وَاْلإِكْرَامِ.

Ya allah ya tuhan dengan kemuliannya nabi-Mu yang terpilih dan utusanmu yang dikehendaki sucikanlah hati kami dari semua sifat yang bisa menjauhkan kami dari kesaksianmu dan kecintaanmu, dan matikan kami dalam sunnah, dan jama’ah serta kerinduan untuk bertemu denganmu wahai Allah yang maha tinggi dan mulia...
Nama-Nama Mawlana Wa Sayyidina Wa Syafi'ina Nabi Muhammad SAW:
أَسْماءُ سَيِّدِنَا وَمَوْلانَا مُحمَّدٍ ﷺ
مائَتانِ وَوَاحِدٌ وَهِىَ هذِهِ
_____________
سَيِّدُنَا) مُحَمَّدٌ ﷺ أَحْمَدُ ﷺ حَامِدٌ ﷺ مَحْمُودٌ ﷺ أَحْيَدٌ ﷺ وَحِيدٌ ﷺ مَاحٍ ﷺ حاشِرٌ ﷺ عَاقِبٌ ﷺ طَهَ ﷺ يَس ﷺ طَاهِرٌ ﷺ مُطَهَّرٌ ﷺ طَيِّبٌ ﷺ سَيِّدٌ ﷺ رَسُولٌ ﷺ نَبِىٌّ ﷺ رَسُولُ الرَّحْمَة ﷺ قَيِّمٌ ﷺ جَامِعٌ ﷺ مُقْتَفٍ ﷺ مُقَفَّى ﷺ رَسُولُ المَلاَحِمِ ﷺ رَسُولُ الرَّاحَةِ ﷺ كَامِلٌ ﷺ إِكْلِيلٌ ﷺ مُدَّثِّرٌ ﷺ مُزَّمِّلٌ ﷺ عَبْدُ اللَّـهِ ﷺ حَبِيبُ اللهِ ﷺ صَفِىُّ اللهِ ﷺ نَجىُّ اللهِ ﷺ كَلِيمُ اللهِ ﷺ خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ ﷺ خَاتَمُ الرُّسُلِ ﷺ مُحْيِيٍ ﷺ مُنْجي ﷺ مُذَكِّرٌ ﷺ نَاصِرٌ ﷺ مَنْصُورٌ ﷺ نَبِيُّ الرَّحْمَةِ ﷺ نَبِيُّ التَّوْبَةِ ﷺ (حَرِيصٌ عَلَيْكُم) {التوبة:128} ﷺ مَعْلُومٌ ﷺ شَهِيرٌ ﷺ شَاهِدٌ ﷺ شَهِيدٌ ﷺ مَشْهُودٌ ﷺ بَشِيرٌ ﷺ مُبَشِّرٌ ﷺ نَذِيرٌ ﷺ مُنْذِرٌ ﷺ نُورٌ ﷺ سِرَاجٌ ﷺ مِصْبَاحٌ ﷺ هُدَىً ﷺ مَهْدِيٌّ ﷺ مُنِيرٌ ﷺ دَاعٍ ﷺ مَدْعُوٌّ ﷺ مُجِيبٌ ﷺ مُجَابٌ ﷺ حَفِيُّ ﷺ عَفُوٌّ ﷺ وَلِيٌّ ﷺ حَقٌّ ﷺ قَوِيٌّ ﷺ أَمِينٌ ﷺ مَأْمُونٌ ﷺ كَرِيمٌ ﷺ مُكَرَّمٌ ﷺ مَكِينٌ ﷺ مَتِينٌ ﷺ مُبِينٌ ﷺ مُؤمِّلٌ ﷺ وَصُولٌ ﷺ ذُو قُوَّةٍ ﷺ ذُو حُرْمَةٍ ﷺ ذُو مَكَانَةٍ ﷺ ذُو عِـّزٍ ﷺ ذُو فَضْلٍ ﷺ مُطَاعٌ ﷺ مُطِيعٌ ﷺ قَدَمُ صِدْقٍ ﷺ رَحْمَةٌ ﷺ بُشْرَى ﷺ غَوْثٌ ﷺ غَيْثٌ ﷺ غِيَاثٌ ﷺ نِعْمَةُ اللَـهِ ﷺ هَدِيَّةُ اللَّـهِ ﷺ عُرْوَةٌ وُثْقَى ﷺ صِرَاطُ اللَّـهِ ﷺ صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ ﷺ ذِكْرُ اللَّـهِ ﷺ سَيْفُ اللَّـهِ ﷺ حِزْبُ اللَّـهِ ﷺ النَّجْمُ الثَّاقِبُ ﷺ مُصْطَفَى ﷺ مُجْتَبَى ﷺ مُنْتَقَى ﷺ أُمِّيٌّ ﷺ مُخْتَارٌ ﷺ أَجِيرٌ ﷺ جَبَّارٌ ﷺ أَبُو الْقَاسِمِ ﷺ أَبُو الطَّاهِرِ ﷺ أَبُو الطَّيِّبِ ﷺ أَبُو إِبْرَاهِيمَ ﷺ مُشَفَّعٌ ﷺ شَفِيعٌ ﷺ صَالِحٌ ﷺ مُصْلِحٌ ﷺ مُهَيْمِنٌ ﷺ صَادِقٌ ﷺ مُصَدِّقٌ ﷺ صِدْقٌ ﷺ سَيِّدُ الْـمُرْسَلِينَ ﷺ إِمَامُ المُتَّقِينَ ﷺ قَائِدُ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِينَ ﷺ خَلِيلُ الرَّحْمَنِ ﷺ بَرٌّ ﷺ مَبَرٌّ ﷺ وَجِيهٌ ﷺ نَصِيحٌ ﷺ نَاصِحٌ ﷺ وَكِيلٌ ﷺ مُتَوَكِّلٌ ﷺ كَفِيلٌ ﷺ شَفِيقٌ ﷺ مُقِيمُ السُّنَّةِ ﷺ مُقَدَّسٌ ﷺ رُوحُ الْقُدُسِ ﷺ رُوحُ الْـحَقِّ ﷺ رُوحُ الْقِسْطِ ﷺ كَافٍ ﷺ مُكْتَفٍ ﷺ بالِغٌ ﷺ مُبَلِّغٌ ﷺ شَافٍ ﷺ وَاصِلٌ ﷺ مَوْصُولٌ ﷺ سَابِقٌ ﷺ سَائِقُ ﷺ هَادٍ ﷺ مُهْدٍ ﷺ مُقَدَّمٌ ﷺ عَزِيزٌ ﷺ فَاضِلٌ ﷺ مُفَضَّلٌ ﷺ فَاتِحٌ ﷺ مِفْتَاحٌ ﷺ مِفْتَاحُ الرَّحْمَةِ ﷺ مِفْتَاحُ الْـجَنَّةِ ﷺ عَلَمُ الْإِيمَانِ ﷺ عَلَمُ الْيَقِينِ ﷺ دَلِيلُ الْـخَيْرَاتِ ﷺ مُصَحِّحُ الْـحَسَنَاتِ ﷺ مُقِيلُ الْعَثَرَاتِ ﷺ صَفُوحٌ عَنِ الزَّلَاتِ ﷺ صَاحِبُ الشَّفَاعَةِ ﷺ صَاحِبُ المَقَامِِ ﷺ صَاحِبُ الْقَدَمِ ﷺ مَخْصُوصٌ بالْعِزِّ ﷺ مَخْصُوصٌ بالْـْمَجْدِ ﷺ مَخْصُوصٌ بالشَّرَفِ ﷺ صَاحِبُ الْوَسِيلَةِ ﷺ صَاحِبُ السَّيْفِ ﷺ صَاحِبُ الْفَضِيلَةِ ﷺ صَاحِبُ الْإِزَارِ ﷺ صَاحِبُ الْـحُجَّةِ ﷺ صَاحِبُ السُّلْطَانِ ﷺ صَاحِبُ الرِّدَاءِ ﷺ صَاحِبُ الدَّرَجَةِ الرَّفِيعَةِ ﷺ صَاحِبُ التَّاجِ ﷺ صَاحِبُ الـْْمَغْفَرِ ﷺ صَاحِبُ اللِّوَاءِ ﷺ صَاحِبُ الْمِعْرَاجِ ﷺ صَاحِبُ الْقَضِيبِ ﷺ صَاحِبُ الْبُرَاقِ ﷺ صَاحِبُ الخَاتَمِ ﷺ صَاحِبُ الْعَلَامَةِ ﷺ صَاحِبُ الْبُرْهَانِ ﷺ صَاحِبُ الْبَيَانِ ﷺ فَصِيحُ اللَّسِانِ ﷺ مُطَهَّرُ الْـجَنَانِ ﷺ رَؤُوفٌ ﷺ رَحِيمٌ ﷺ أُذُنُ خَيْرٍ ﷺ صَحِيحُ الْإِسْلاَم ﷺ سَيِّدُ الْكَوْنَيْنِ ﷺ عَيْنُ النَّعِيمِ ﷺ عَيْنُ الْغُرِّ ﷺ سَعْدُ اللَّـهِ ﷺ سَعْدُ الْـخَلْقِ ﷺ خَطِيبُ الْأُمَمِ ﷺ عَلَمُ الْهُدَى ﷺ كَاشِفُ الْكُرَبِ ﷺ رَافِعُ الرُّتَبِ ﷺ عِزُّ الْعَرَبِ ﷺ صَاحِبُ الْفَرَجِ ﷺ كَرِيمُ الْـمَخْرَجِ ﷺ صَلَّى اللَّـهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اللهم يا رب بجاه نبيك المصطفى ورسولك المرتضى طهر قلوبنا من كل وصف يباعدنا عن مشاهدتك ومحبتك وأمتنا على السنة والجماعة والشوق إلى لقائك ياذا الجلال والإكرام ، وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم تسليما




Share:

Setiap Hikmah adalah Ilmu, namun tidak setiap ilmu adalah Hikmah

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

Setiap Hikmah adalah Ilmu, namun setiap ilmu belum tentu Hikmah



Hikmah lebih khusus dari pada ilmu, karena banyak orang punya ilmu namun kelakuan akhlaknya tidak benar. Jika seseorang memiliki Hikmah, pasti tepat perkataan dan perbuatannya (الخازن)

يُؤْتِى ٱلْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَاب

Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).(Q.S.Al-Baqarah Ayat 269)

Share:

DOSA LISAN: DEBAT KUSIR (SUKA BERBANTAHAN(المراء) DAN PERDEBATAN(الجدال)

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya
Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali

DOSA LISAN: DEBAT KUSIR (SUKA BERBANTAHAN(المراء) DAN PERDEBATAN(الجدال)

Oleh : Abdullah IAIN Palangka Raya


1. Al-Mira, yaitu segala bentuk yang menyangkal pendapat orang lain. (umum)
2. Al-Mujadalah, yaitu menyangkal bertujuan  mengalahkan/menjatuhkan pendapat orang lain(spesifik) melalui cara yang tidak disukai.

Suka berdebat merupakan hal yang dilarang
Rasulullah ﷺ bersabda:

لا تمار أخاك ولا تمازحه ولا تعده موعدا فتخلفه( رواه الترمذي)

"Janganlah salah satu dari kalian membantah saudaranya, jangan bergurau(katuju bagayaan) dengannya dan jangan berjanji padanya kemudian engkau ingkari." 

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

ما ضل قوم بعد أن هداهم الله إلا أوتوا للجدال(رواه الترمذي)

"Sekelompok kaum yang telah diberi hidayah tidak akan tersesat kecuali mereka dimudahkan melakukan jidal (berdebat)."

Nabi ﷺ Bersabda,:
لا يستكمل عبد حقيقة الإيمان حتى يدع المراء وإن كان محقا.(رواه ابن أبي الدنيا) وعند أحمد بلفظ "لا يؤمن العبد حتى يترك الكذب في المزاحة والمراء وإن كان صادقا".

 "Seorang hamba tidak akan bisa menyempurnakan hakikat imannya kecuali meninggalkan perbantahan dan perbedebatan meski ia dipihak yang benar."

Bilal ibn Sa'ad berkata: "Ketika engkau melihat seorang lelaki yang keras kepala, suka berbantah dan mengagumi pendapatnya
sendiri, maka ia adalah orang yang sempurna kerugiannya,"

Ibn Abi Laila berkata: “Aku tidak pernah membantah sahabatku, karena terkadang akan membuat aku mendustakannуa atau membuat ia marah. 

Dalil-dalil yang menjelaskan celaan terhadap berbantahan dan berdebat sangat banyak tidak terhitung.

Batasan mira`(المراء) adalah setiap bentuk perlawanan(membahas) terhadap ucapan oranglain dengan menampakkan kesalahan-
kesalahannya, baik dari segi ucapan/lafadz, maknanya atau tujuan orang yang berbicara. 

Cara meninggalkan mira` adalah dengan tidak mengingkari dan menentang. Sehingga setiap ucapan yang engkau dengar, ketika benar maka benarkanlah, dan ketika salah atau bohong dan 
tidak berhubungan dengan perkara-perkara AGAMA(pada dasarnya perdebatan adalah dilarang kecuali pada hal tertentu)maka diamlah, tidak perlu menentangnya. 

Contoh: 
1. Urusan dunia/bukan urusan agama: "Seseorang tersalah dalam memberi harakat/baris Bahasa Arab gundul(kesalahan dari bacaan bukan pemaknaan perkara halal/haram, I'tikad(keyakinan) yang sah/tidak sah)".
Demikian juga terkait nama benda, kampung, dan sebagainya yang tidak perlu diperdebatkan, seperti seseorang membantah dengan berkata: "Ibu kota Kalimantan Selatan adalah Balikpapan" jika hal ini bisa membawa dampak buruk seperti, pertengkaran, perbantahan, dan atau merusak hati, maka cukup didengarkan saja perkataannya dan diam tidak perlu dibahas, misalnya kamu jawab :"Itu salah, yang benar Banjarmasin", karena hal ini tidak bermanfaat dalam memperdebatkannya dan bisa membawa  bahaya/merusak hati. Juga kebanyakan sekarang ini  debat dan komentar pada group-group media sosial, facebook, group wa, IG, twetter, dan lainnya yang tidak membawa manfaat, tidak tahu lawan debat, malahan dapat merusak hati dan pikiran.

3. Hal yang perlu dibenarkan (jika berkaitan urusan agama), seperti seseorang mengatakan "Rukun Islam ada 3(tiga)!" hal ini harus diberi pemahaman dan sampaikan dengan cara yang baik, jangan sampai kita menampakkan punya ilmu yang tinggi, sedangkan dia ilmunya lebih rendah.

Yang wajib saat terjadi perdebatan dalam masalah ilmiah adalah diam, bertanya dengan tujuan mencari faedah, tidak dengan cara membantah dan mengingkari, atau berbicara halus untuk mengingatkan, tidak mencaci
maki dan menyalahkan.

Sedangkan berbicara dengan tujuan
mengalahkan, melemahkan dan merendahkan orang lain dengan mencela ucapannya dan membodoh-bodohkannya adalah perdebatan yang dilarang, dan tidak ada jalan selamat darinya kecuali dengan diam.

Dengan demikian diantara adab berdebat :

1. Jangan sampai menyinggung perasaan orang lain, seperti muka merah, kencang urat leher, menyinggung, dan sebagainya;
2. Berdebat bukan tujuan untuk mengalahkan(mengalahkan lawan bicara, menampakkan kesalahan kesalahan orang, hingga bisa terjadi permusuhan)
3. Berdebat bukan tujuan menampakkan ketinggian Ilmu(sombong), orang lain kurang ilmunya.
4. Perkara yang bermanfaat bagi agama (yang kalau dibiarkan bisa merusak agama)

Tidak ada yang mendorong perdebatan,  kecuali merasa UNGGUL/tinggi untuk menampakkan ilmu dan keutamaannya serta menentang/mendesak orang lain dengan menampakkan kekurangannya. Kedua sifat ini membuat binasa. 

Perbantahan tidak lepas dari menyakiti orang lain, memancing emosi/amarah, mendorong orang yang menentang agar mengulangi menyakiti orang lain sehingga ia berusaha mempertahankan pendapatnya dengan cara apapun, baik benar ataupun salah, ia akan berusaha mencela lawannya dengan apapun yang bisa menyebabkan suasana tegang dan panas di antaraorang yang berdebat.

Cara mengobati penyakit seperti ini adalah menghilangkan rasa sombong yang menjadi pendorong perdebatan guna menampakkan keutamannya, dan menghilangkan sifat buas/kebinatangan yang menjadi pendorong merendahkan orang lain.

Sumber: Mauizhahtul Mu'minin, Muhammad Jamaluddin al-Qasimi (Ringkasan Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali),Juz 2, h 46-47.
Share:
Copyright © Web Kuliah Abdullah | Powered by Blogger | Design by ronangelo Theme Editor: Abdullah Jejangkit | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com