KEBODOHAN SEJATI(عين الجهل)
(Bodoh sebodoh-bodohnya/Si BONGOL/Mata(sumber)ketidaktahuan/Nampak ketidaktahuan)
BETAPA BANYAK ORANG YANG BERWATAK SEPERTI INI, sehingga AINUL JAHLI ada dimana-mana.
-Orang mengukur Informasi berdasar livel Intelektual yang ada sekarang, misal dia livel 5 , kemudian dikasih informasi yang berada di livel 7. Semua informasi yang berada di livel 5 dia bisa faham, namun begitu diberikan informasi yang lebih tinggi misalnya level 7, maka dia susah memahaminya dan berusaha untuk menolak informasi itu.
-Misalnya banyak orang yang mengingkari keberadaan tuhan, seperti mereka mengatakan kita tidak bisa melihat tuhan dengan panca indera kita atau instrumen yang membantu panca indera, karena keberadaan tuhan tidak terbukti berdasarkan keberadaan data-data empiris, maka kesimpulannya Tuhan tidak ada.
-Seperti itu juga orang yang mengingkari kenabian, dengan tidak ada dinalar, sebenarnya bukannya kenabian yang tidak ada, namun nalar mereka tidak sampai ke situ.
-JADI orang yang hanya melihat yang ada hanya diukur dengan MATA/PANCA INDERA atau Instrumen membantu panca indera(microskop, teleskop, dll)dia pasti tidak percaya sesuatu di luar itu semua. Inilah yang pandangan hidupnya/cara berfikirnya/perspektifnya bersifat materialistik, dunia yang real itu adalah yang material ini/yang ada/yang berwujud.,maka dia susah memahami adanya tuhan. Mereka mengukur adanya tuhan berdasarkan Akal murni, sementara akal terbatas dalam memahami sesuatu. Sebagaimana mata hanya bisa melihat sesuatu yang bisa dilihat, mata tidak bisa melihat bau, mata tidak bisa melihat musik, musik hanya bisa diketahui melalui pendengaran, telinga tidak bisa mendengarkan warna, oleh karena itu panca indera bisa memiliki keterbatasan.
-Akal bisa mengetahui yang tidak bisa diketehui oleh panca indera. Di atas akal ada kekuatan lain yang bisa mengetahui sesuatu yang tidak bisa diketahui akal (seperti berjenjang : panca indera, akal, di atas akal).
-Inilah yang dimaksud "عين الجهل"(Sumber ketidaktahuan,Kebodohan yang nampak, bodoh sebodoh-bodohnya) yaitu seseorang yang berada di livel bawah menghakimi orang yang memiliki livel atau kemampuan di atasnya, seperti menolak keberadaan tuhan hanya dengan menggunakan Instrumen akal saja "karena tuhan tidak bisa dibuktikan dengan akal dan indera, maka kesimpulannya tuhan tidak ada". Dia mengukur informasi berdasarkan parameter di bawahnya, informasi livel 7 dia ukur dengan tingkat yang berada dibawahnya, seperti orang buta mengingkari tidak ada warna, karena dia tidak mempunyai kemampuan untuk melihat. Bukannya kenabian yang tidak ada, tetapi mereka tidak mempunyai kemampuan untuk memahami kenabian. Seperti juga orang yang baru lulus SMP menghakimi orang sarjana, S2(berada diatasnya), orang yang baru belajar agama menghakimi orang yang sudah mendalami luasnya ilmu agama... Betapa banyak sekarang ini, orang seperti ini kelakuannya...
Dengan demikian memberikan gambaran bahwa:
AINUL JAHLI ADA DIMANA-MANA
Oleh karena itu, bagi kita kalau belum berada di level itu, kita tau diri saja, jangan kemudian langsung menghakimi informasi berdasarkan pengetahuan kita yang terbatas(masih sedikit), akhirnya kita berpendapat yang menimbulkan ditertawai banyak orang, karena tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk sampai pada livel itu (belum mengetahuinya), bahkan memaksakan diri untuk menghakimi informasi tersebut...
والله أعلم
Semoga bermanfaat....
Catatan Abdullah, Ngaji dengan Gus Ulil Al-Munqidz Min al-Dalal (halaman 111) karya Hujjatul Islam Imam al-Ghazali. 12 Juni 2020
0 komentar:
Posting Komentar