Website Kuliah: Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

Selasa, 13 Oktober 2020

Do'a dan Tawassul ketika memulai Pengajian

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته، بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا وحبيبنا ومولانا وقرة أعيننا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.  رب اشرح لي صدري ويسر لي أمري واحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي، رب زدنا علما وارزقنا فهما آمين يا رب العالمين.
 سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ اَكْبَرُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ،  الْعَزِيْز الَعَلِيْمِ عَدَدَ كُلِّ حَرْفٍ كُتِبَ  أو يُكْتَبُ أَبَدَ الْآبِدِيْنَ وَدَهْرَ الدَّاهِرِيْنَ.
سبحانك لا علم لنا إلا ما علمتنا أنك أنت العليم الحكيم، ولا ، حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم

 (Dengan menyebut Nama Allah, Maha suci Allah, segal puji bagi Allah dan tiada tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Luhur, Maha Agung, Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui, sebanyak huruf yang telah tertulis dan yang akan di tulis selama-lamanya sepanjang masa).

 أما بعد...
فقال المؤلف رحمه الله تعالى ونفعنا به وبعلومه في الدارين، رب يسر واعن.

Mari kita mulai membaca ..... dengan menghadiahkan Al-Fatihah kepada ....Imam Al-Ghazali(contoh)

إِلَى رُوْحِ نَبِيِّناَ وَشَفِيعِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَـْيهِ وَسَـلَّمَ، وإلى أرواح الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَـلِينَ، وإلى الأولياء وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ ، وإلى أرواح العلماء المجتهدين والمؤلفين والمصنفين خُصُوصًا إِلَى روح ... حجة الأسلام أبي حامد الغرالي ... قدس الله سره ونور ضريحه وأعاد علينا من بركاته ونفعنا بعلومه و إلى أرواح أموات المسلمين والمسلمات خصوصا إلى أرواح مشايخنا ومعلمينا وإلى أرواح آبائنا وأمهاتنا وأجدادنا وجداتنا وأساتيذنا ومشايخنا وإخواننا  وأخواتنا وأصدقائنا لهم جميعا الفاتحه شيئ  لله لهم الفاتحة...


Share:

Minggu, 11 Oktober 2020

Bertasawwuf itu Mengalami, bukan sekedar teoretis!

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

Bertasawwuf adalah mengalami bukan teoretis semata!

"Orang yang membaca terlalu banyak ilmu tapi tidak diamalkan Ilmunya, hal ini justru bisa menimbulkan kebingungan pada dirinya sendiri.  Dia seakan-akan mutar-mutar tidak bisa keluar dari kebingungannya. Oleh karena itu, ibadah menjadi penting sekali dalam mengalami/merasakan(dzauq)pengamalan ilmu, baik ibadah ritual maupun non ritual" (inilah pengalaman bertasawwuf). 

Memiliki banyak teoretis tentang tasawwuf, tidak akan menjadikan anda seorang Sufi, jika tidak memiliki pengalaman mengalami langsung(beramal).  Terdapat perbedaan antara seseorang tahu tentang hakekat Zuhud, syarat maupun sebab-sebabnya  dengan Ia ada dalam keadaan Zuhud.


الْعِلْمُ بِلَا عَمَلٍ جُنُوْنٌ، وَالْعَمَلُ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَكُوْنُ

‘Ilmu tanpa amal itu gila, dan ‘amal tanpa ‘ilmu tidak ada gunanya(Al-Ghazali, Ayyauhal Walad)


فعلمت يقينا : أنهم أرباب أحوال لا أصحاب أقوال ، و أن ما يمكن تحصيله بطرق العلم فقد حصلته و لم يبق إلا ما لا سبيل له بالسماع و التعلم ، بل بالذوق و السلوك 

"Dengan demikian, aku yakin bahwa para sufi adalah para pemilik ahwal, bukan sekadar pandai beretorika. Bagian dari tasawuf yang memungkinkan dicapai dengan ilmu maka aku telah mencapainya. Tinggal bagian yang tidak dapat dicapai dengan hanya mendengar dan mempelajarinya, tetapi harus dengan rasa dan suluk"(Al-Ghazali, المنقذ من الضلال:98)

والله أعلم
Share:

Sabtu, 10 Oktober 2020

Etika dalam menghadapi Ketetapan Allah Swt.

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

Adab seseorang muslim dalam menghadapi ketetapan(taqdir) Allah Swt :

1. Mendapatkan Nikmat, maka bersyukurlah. Intisari Syukur adalah besikap pemurah, tidak kikir/pemalar (baik harta ataupun tenaga);
2. Mendapatkan Bencana/musibah/hal tidak disenangi, maka bersabarlah dan tidak berkeluh kesah. Semuanya adalah titipan Allah Swt, Dia yang memberi dan Yang mengambilnya;
3. Bebuat Keta'atan, memandang keta'atan itu semata-mata anugerah/kebaikan Allah Swt(شهود المنة) bukan mengakui dari diri sendiri,  semata-mata keesaan dan kekuasaan Allah Swt(وحدانية الله وقدرته); dan 
4. Berbuat kemaksiatan, segeralah bertaubat, jangannya ditunda-tunda minta ampun merasa hina(انكسار القلب) dihadapan Allah Swt.

Perkataan Ahli ma'rifah:
لا يريد الله بك إلا خيرا
"Allah Swt tidak menghendaki/mentakdirkan untukmu kecuali hanya kebaikan"


والله أعلم
Share:

Rabu, 07 Oktober 2020

Kebanyakan orang "Nalarnya Lemah"?

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

Janganlah kamu menjadi orang yang dikatakan  "Si Lemah Akal" karena kurang piknik!

أكثر الخلق ضعفاء العقول
" Kebanyakan orang "Nalarnya lemah"

يقول أبو حامد الغزالي: “ هذه عادة ضعفاء العقول يعرفون الحق بالرجال، لا الرجال بالحق. والعاقل يقتدي بسيد العقلاء، علي رضي الله، حيث قال: “لا تعرف الحق بالرجال، بل اعرف الحق تعرف أهله”، فالعاقل يعرف الحق، ثم ينظر في نفس القول، فإن كان حقًا، قبله سواء كان قائله مبطلًا أو محقًا، بل ربما يحرص على انتزاع الحق من تضاعيف كلام أهل الضلال عالما بأن معدن الذهب الرغام” المنقذ من الضلال

Imam Al-Ghazali berkata: Inilah kebiasaan orang-orang yang lemah akal; mereka mengetahui kebenaran karena melihat orangnya, dan bukan mengenal orang karena kebenarannya. 

Sebaliknya, orang yang berakal akan mengikuti nasihat Amirul Mukminin(pemimpin orang yang berakal), Ali bin Abi Thalib Ra., yang berkata, "Janganlah kamu mengenal kebenaran karena orangnya, tetapi kenalilah kebenaran itu, dan kamu akan mengenal penganutnya." Oleh sebab itu, orang yang berakal akan mengenali kebenaran terlebih dulu, baru kemudian mempertimbangkan apa yang sebenarnya diucapkan (oleh seseorang). Jika ucapan itu benar, dia menerimanya, meskipun si pembicara tersebut orang benar atau orang batil. Bahkan, mungkin dia akan berusaha mengambil kebenaran dari ucapan mulut orang-orang sesat, sebab dia tahu bahwa emas didapat pada ditambang bisa bercampur dengan tanah.
 (Al-Ghazali:Al-Munqidz Minaddhalal)



انظر ماقال ولا تنظر من قال
"Lihatlah perkataannya, jangan lihat orangnya"

"Kebenaran harus kita ambil walaupun bersumber pada orang yang kita tidak setuju padanya, berlawanan dari segi keyakinan, bahkan orang jahat sekalipun"

"Janganlah mendebat sesuatu yang ada dipikiran anda sendiri. Membuat-buat argumen atas nama lawan. Karena sebenarnya ia tidak memahami subtansi argumen lawannya"

"Hidup tinggal di ruang bergaung, hanya bisa mendengar suaranya, tidak pernah bisa mendengar pendapat orang lain, meskipun benar. Mau mengambil suatu pendapat, jika sesuai dengan gaung pendapatnya, walaupun sebenarnya pendapatnya itu keliru"

Share:

Apa yang dimaksud Shalat Khusu'?

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya


URGENSI SHALAT KHUSU'

Perumpamaan Tubuh Manusia dalam kesempurnaan shalat. 

Rukun shalat merupakan pokok badan manusia, seperti kepala, tanpanya manusia akan mati. Khusu laksana roh dalam tubuh manusia. Roh shalat adalah hadir hati dalam shalat. Sempurna khusu berarti hidupnya sangat sehat. Jika hanya beberapa persen saja khusu'nya berarti itulah kadar kesehatan tubuhnya.

Sunnat ab'ad seperti tangan dan mata sebagai penyempurna tubuh. Jika meninggalkan sunnah ab'ad(seperti qunut subuh dan Tahiyyat Awal), maka shalatnya tidak sempurna. 

Sunnat hai'at seumpama kening, gigi, dalam rangka memperindah dan memperelok tubuh. Meninggaalkan sunnat hai'at(seperti bacaan ruku' dan sujud), maka shalatnya tidak elok(kada bungas) seperti punya wajah tapi tidak punya kening, ada tangan tanpa jari, dan mulut tanpa gigi.

Shalat yang  tidak khusu', tidak akan mendapatkan pahala, bahkan bisa mendapat celaan Allah Swt.(bagaikan kain usang yang dipukulkan kewajahnya). Atau bagaikan bangkai Kambing dan bangkai Ayam tidak memiliki harga,  atau seperti Gadis yang mati atau peti yang kosong yang dihadiahkan kepada Raja yang agung.

Shalat merupakan persembahan kita kepada Allah Swt, hendaknya apa yang dipersembahkan adalah sesuatu yang hidup sempurna dan elok. Shalat yang khusu, tidak cacat, dan tidak jelek serta menyempurnakan dengan segala kesunnahan shalat.

Agar Shalat menjadi Khusu:

A. Adab Zahir

1. Menyelesaikan urusan/perkara-perkara dzahir yang mengganggu, seperti perut lapar bawa makan terlebih dahulu, mata mengantuk bawa tidur, ada tamu hadapi terlebih dahulu, atau misalkan mau kencing(berhadas)sedangkan shalat berjamaah akan dimulai(Muazdzin telah Iqamah). Maka selesaikan kencing terlebih dahulu, walaupun ia bisa ketinggalan berjamaah. Karena shalat sambil menahan kencing menjadi makruh dan tentu tidak bisa khusu'

Khusu' merupakan sunnah muakkad, bahkan ada yang berpendapat fardhu ain(berdosa jika ditinggalkan). Sehingga apapun yang berlawanan dengan kekhusu'an, mesti harus dikalahkan dan perkara khusu' yang diusahakan. Contoh : Dia khusu' jika shalatnya dilaksanakan di rumah, tapi bila ke masjid ikut berjama'ah tidak khusu', maka lebih baik ia shalat di rumah. Akan tetapi jika sama saja kekhusu'annya, lebih baik ia shalat berjamaah di masjid, karena shalat berjama'ah akan menutupi kekurangannya. Begitu juga jika di akhir waktu lebih khusu' dibandingkan ia shalat di awal waktu, maka ia mesti memilih shalat di akhir waktu.

2. Mempelajari makna-makna yang terkandung dari bacaan-bacaan shalat. Jika tidak mempelajari itu,  tentu kita tidak akan bisa merasakan maknanya, seperti keagungan, kebesaran, dan ketinggian Allah Swt., doa-doa, harapan pada Allah Swt. dsb.

B. Adab Bathin

1. Zuhud, yaitu mengutamakan Allah Swt dan akhirat serta tidak mengutamakan dunia.  Jika tidak bersifat zuhud, tentu dunia yang selalu ada dihatinya. Walaupun sudah selesai semua urusan dzahir dan mengerti makna-makna bacaan shalat, sedangkan dirinya masih mengutamakan dunia, tentu hatinya tidak akan bisa khusu' dalam shalat. Sebab hatinya sudah dikuasai oleh kepentingan duniawi.
2. Tawakkal kepada Allah Swt., yaitu menggantungkan hidup dan perkara seluruhnya hanya kepada Allah Swt.

Jika empat hal itu tidak ada, tentu dia tidak akan bisa khusu'. Oleh karena itu amalkanlah kesemua cara dzahir dan bathin di atas. Jika dapat melaksanakannya tentu kita bisa khusu',  baik ibadah shalat, baca Al-Qur'an, Zikir, dan lain-lain.


Struktur/herarki Khusu dalam Shalat dan sebab-sebab  pendorongnya:


1. Hadir Hati, yaitu sejalannya gerak tubuh dan hatinya, yakni maksudnya jika misalkan lidah membaca al-Fatihah, maka hatinya juga ikut sadar membaca Al-Fatihah, dst.(Maka caranya adalah jadikan shalat sebagai kepentingan utama) 
2. Paham apa yg dibaca (mengenalidan memahami maknanya dan menolak geritik lain yang muncul dalam hati);dan 
3. Membesarkan Allah Swt(Dengan mengenali keagungan Allah dan Kehinaan dirinya) 

Tiga hal ini, bisa selalu ada dalam rangkaian Khusu di setiap perbuatan shalat

Tambahan lebih tinggi pada tingkatan khusu: 

4. Takut(dengan mengenali kekuasaan Allah Swt.), Seperti  rasa takut ketika membaca (مالك يوم الدين), Raja pada hari kiamat. dst.
5. Harap(mengharap rahmat dan anugerah Allah) Sebagai contoh: ketika membaca ayat yang paling nikmat dalam Surah Al-Fatihah: (الرحمن الرحيم), tentu hati kita berbunga-bunga, hati merasa senang karena Allah maha pengasih dan maha penyayang. 
6. Malu(merasa kurang dalam melaksanakan Ibadah dan lemah/lalai melaksanakan dari besarnya hak Allah Swt. Banyak Aib diri, penyakit diri, sedikit ikhlas, hati condong dunia pada tiap perbuatannya beserta tahu tuntutan keagungan Allah Swt. padahal Allah maha tahu Rahasia hati dan geritik hatinya) 

Tambahan ini (4,5, dan 6) menyesuaikan konteks apa yang dikerjakan dalam shalat/tergantung keadaannya. 

Dasar utama memperkuat datangnya sebab-sebab dari struktur Khusu' dalam Shalat adalah  Keimanan dan Keyakinan pada Allah Swt.(Al-Ghazali, Mauidzatul Mu'minin, Ihya Ulumiddin)


Semoga Bermanfaat....

والله أعلم
Share:

Senin, 05 Oktober 2020

GERITIK HATI DARI MANA?

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

AGAR KITA DAPAT  BERBUAT SESUATU YANG BENAR 

Mengetahui apa saja Geritik Hati(Bisikan Hati)yang mesti dilanjutkan(diperbuat) atau geritik hati yang mesti  dipalingkan/dilawan/ditinggalkan......

-Sangat Penting untuk mengenali dan membedakannya GERITIK HATI, apakah datangnya dari Allah/Malaikat/Iblis/Hawa nafsu:

1. Bisikan Hati dari Allah, Datangnya pertama-tama dan sangat kuat dorongan untuk kebajikan; bisa juga KEJAHATAN, sebagai akibat hukuman Allah dikarenakan dia melakukan dosa serta belum taubat/Istigfar-biasanya geritik hati ini akan hilang jika dibawa taubat/minta ampun;
2. Dari Malaikat, Bisikan berupa kebaikan, namun tidak begitu kuat
3. Dari Iblis/syaitan, Mendorong kepada kema'siatan:
-jika dilawan-berpindah "supaya tidak beribadah"-jika dilawan->terus bisikan agar ibadahnya tidak sah" jika dilawan
>terus "Supaya tidak berpahala"
Bisa juga mendorong pd kebaikan, namun akhirnya tidak ada nilai/hasilnya
4. Dari Hawa Nafsu, Dorongan kpd kema'siatan serta tidak berpindah-pindah(hanya satu macam, seperti ingin mengkonsumsi Narkoba); Dorongan pada KETAATAN, namun sesuai keinginan Hawa Nafsu, seperti beribadah ditengah orang banyak, puasa sekaligus diet atau sekaligus mengurangi pengeluaran.

-Seseorang tidak akan mampu  membedakan sumber geritik Hati apabila ada salah satu dari 4 hal berikut:
1. Sedikit punya Ilmu Agama- pengetahuan mengenai dirinya
2. Terbiasa hidup menuruti Hawa Nafsu, bahkan terhadap yang dilarang Allah
3. Di Hatinya sudah bertunggu Mencintai DUNIA, Tamak terhadap Dunia
4. Penyakit di Hati"Ingin dipuji Manusia atau mendapat kedudukan disisi manusia."

Semoga bermanfa'at dan bisa mengamalkannya... Aamin.

Share:

Minggu, 04 Oktober 2020

Dialog(bermunajat) dengan Allah ketika Membaca Surat al-Fatihah

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

HADITS PILIHAN

Dialog dengan Allah ketika Membaca Surat al-Fatihah

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهْىَ خِدَاجٌ – ثَلاَثًا – غَيْرُ تَمَامٍ ». فَقِيلَ لأَبِى هُرَيْرَةَ إِنَّا نَكُونُ وَرَاءَ الإِمَامِ. فَقَالَ اقْرَأْ بِهَا فِى نَفْسِكَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى وَإِذَا قَالَ (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِى. وَإِذَا قَالَ (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ). قَالَ مَجَّدَنِى عَبْدِى – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَىَّ عَبْدِى – فَإِذَا قَالَ (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ). قَالَ هَذَا بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ). قَالَ هَذَا لِعَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ ».

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw., beliau bersabda :“Barangsiapa yang shalat lalu tidak membaca Ummul Qur’an (yaitu Al Fatihah), maka shalatnya kurang (tidak sah) -beliau mengulanginya tiga kali-, maksudnya tidak sempurna.” Maka dikatakan pada Abu Hurairah bahwa kami shalat di belakang imam. Abu Hurairah berkata, “Bacalah Al Fatihah untuk diri kalian sendiri karena aku mendengar Rasulullah Saw. m bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: Aku membagi shalat (maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika hamba mengucapkan ’alhamdulillahi robbil ‘alamin (segala puji hanya milik Allah)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar rahmanir rahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘maaliki yaumiddiin (Yang Menguasai hari pembalasan)’, Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Beliau berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku. Jika ia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia mengucapkan ‘ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’ (tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat), Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta.”  (HR. Muslim no. 395). 

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

Hadis ini menunjukkan bahwa al-Fatihah adalah rukun Shalat, karena Allah menyebut al-Fatihah dengan kata shalat.

Al-Fatihah disebut shalat, karena surat ini dibaca saat shalat. Dan seorang hamba yang membaca surat ini ketika shalat, dia hakekatnya sedang melakukan dialog dengan Rabnya.

Allah membagi bacaan al-Fatihah dalam shalat menjadi dua, setengah untuk Allah dan setengah untuk hamba. Setengah untuk Allah ada di bagian awal, bentuknya adalah pujian untuk Allah. Mulai dari ayat, ‘Alhamdulillahi rabbil ‘alamin’ sampai ‘Maliki yaumiddin.’ Sementara setengahnya untuk hamba, yaitu doa memohon petunjuk agar seperti orang yang telah mendapat nikmat.

Ada satu ayat yang dibagi dua, yaitu ayat iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’in. setengah untuk hamba, setengah untuk Allah. Iyyaka na’budu, ini untuk Allah, dan iyyaka nasta’in, ini untuk hamba.

Itulah dialog antara hamba dengan Allah saat dia membaca surat al-Fatihah minimal 17 kali sehari  semalam ketika  shalat fardhu dan maksimal.... Semoga semakin meningkatkan rasa khusyu’ kita ketika menjalani ibadah shalat…

Tema hadist yang berkaitan dengan Al Qur'an :

Maka Esakanlah Aku dan sembalah Aku dan Shalatlah kamu untuk mengingat-Ku.

فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي

Maka sembalah  Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. (Thaha: 14)

Yakni sungguh telah beruntung, berbahagia, dan beroleh keberhasilan mereka yang beriman lagi mempunyai ciri khas diantaranya seperti, yaitu:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ

Sesungguhnya  beruntunglah orang - orang yang beriman  (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya. (Al Mu’minun: 1-2).

Dengan demikian kita “berdialog dan berbicara” dengan Allah dalam keseharian kita, minimal 17 kali dalam sehari melalui shalat.

Share:

Kriteria Sahabat(kawan)yang baik!

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya


Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar kita memilih teman yang shalih, yaitu yang beriman dan berakhlak mulia.


عن أبي موسى الأشعري قال رسول الله (ص): إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَجَلِيسِ السُّوءِ، كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإمَّا أنْ تَجِدَ مِنْهُ ريحاً طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحاً مُنْتِنَةً

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya teman baik dan teman yang buruk itu diibaratkan dengan penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi dapat memberikan wewangian untukmu, engkau membelinya, atau engkau mendapatkan aroma wangi darinya. Adapun pandai besi bisa jadi membakar pakaianmu atau engkau mendapatkan aroma yang tidak sedap darinya.”

Kriteria orang-orang yang bisa dijadikan Teman:

1. Orang yang berakal/tidak bodoh
2. Berakhlak Baik(Tidak pemarah, dikalahkan syahwat, pelit, penakut, dan menuruti hawa nafsu)
3. Orang yang shalih(Bukan orang yang fasik, orang-orang yang suka berbuat dosa, seperti:pemabuk/narkoba, penzina, riba)
4. Tidak tamak/rakus terhadap dunia(Mauidzatul Mu'minin, 100/h. 129)

Teman Bergaul Cermin Diri Seseorang
عن زهير بن محمد ، عن موسى بن وردان ، عن أبي هريرة- رضي الله عنه قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Dari Zuhair bin Muhammad dari Musa bin Wardan, dari Abu Hurairah ra. berkata, bersabda Rasulullah saw:Seseorang itu tergantung pada agama  temannya. Oleh karena itu, salah satu diantara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dijadikan teman.(HR. Ahmad)

Pelajaran yang terdapat dalam hadist:

1- Pergaulan cermin diri seseorang;
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ
Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin.
2- Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya.
3- Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:
1- Pergaulan menentukan nasib seseorang.
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا
يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul".
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (Surat Al-Furqan : 27- 28-29)
2- Perintah sabar untuk selalu berkawan dengan orang-orang yang shaleh.
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (Surat Al-Kahf : 28).

Tugas Orang tua harus menyeliksi siapa-siapa kawan/sahabat Anaknya?

-Mau anak bagus, carilah kawan anak yang baik, perhatikan  dengan siapa anaknya pergi/berkawan?

Pada akhir Zaman ini, kadang seorang kawan lebih ditaati dibanding orang tua sendiri

Hakekat Teman menurut Imam Nawawi adalah Ibarat Anak Tangga. Imam Nawawi berkata: Teman adalah ibarat anak-anak tangga yang kita lalui. Adakalanya anak tangga itu menghantarkan kita naik menuju kesuksesan (teman shalih). Adakalanya anak tangga itu menghantarkan kita turun menuju kehinaan (teman jahat).

Untuk mengetahui sifat seseorang, maka tenguklah siapa kawannya! Menjadi gambaran baik/buruk akhlaknya.

المرأ على دين خليله
Karena hal itu Carilah kawan yang Baik, karena kualitas agama seseorang sangat tergantung dengan orang yang dijadikannya kawan

Kriteria yang bisa dijadikan kawan/sahabat antara lain: Berakal, berakhlak baik, tidak fasik(suka berbuat dosa), dan orang yang tidak mencintai dunia.

Imam Fakih Samarkandi mengatakan: Barangsiapa berkawan dengan 8 orang berikut, maka dia akan membuahkan delapan hal:

Perhatikan teman bergaul anda, bergaul  atau bersahabat dengan berbagai macam kelompok, akan timbul berbagai macam sifat di dalam hatinya. Bergaul dengan:

1. Orang kaya, maka akan menimbulkan di dalam hatinya sedikit bersyukur dan cinta dunia;
2. Orang miskin, menimbulkan bersyukur dan Ridha
3. Ulama/Ilmuan, akan dapat Ilmu dan Hikmah serrlta semangat menuntut ilmu.
4. Orang Fasik/Ahli Ma'siat, akan berani berbuat dosa, timbul perasaan enteng suatu kema'siatan di dalam hatinya- karena terbiasa melihat perbuatan dosa
5. Pejabat Zhalim/pemimpin, menimbulkan keras hati dan hilang rasa kasihan dengan orang-orang yang susah, dan bersifat sombong
6. Anak-anak, menimbulkan di hati suka bermain-main
7. Perempuan, timbul syahwat di hatinya.
8. Orang shalih, semangat keinginan untuk beribadah.
من صحب الأخيار صار من الأخيار وإن كان من الأ شرار
ومن صحب الأشرار صار من الأشرار  وإن كان من الأخيار.

"Siapa berkawan dengan orang-orang yang baik, niscaya jadilah dia termasuk dari golongan orang-orang baik, walaupun dia itu dahulunya orang yang jahat(tidak penyambahyang, penipu, minum arak, dll, akan tetapi kesitu kemari selalu berkawan orang yang baik dan sekedudukan, maka orang ini suatu saat menjadi orang yang baik, karena lingkungannya yang baik). 
Dan orang yang bersahabat dengan orang-orang jahat, maka ia jadi orang yang jahat, sekalipun dia dulunya orang yang baik."
Share:

Jumat, 02 Oktober 2020

PENYAKIT UMUMNYA ORANG AWAM

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

Ada 2 penyakit yang umumnya melanda orang Awam, biasanya karena setengah-tengah menuntut ilmu, berisi ilmu cuma sepotong-potong:

1. Merasa diri sudah benar, padahal tidak. Contoh: merasa diri  Ikhlas, merasa baik, merasa khusu, merasa apa dicita-citakan terkabul hingga merasa disayangiNya, rezeki luas merasa disayangiNya, dll.  padahal sebaliknya;

2. Merasa diri tidak baik(padahal memang benar dia tidak baik)., namun tidak mau merubahnya. Yang diharapkannya  syafaat-syafaat/berkat-berkat. Contoh: Masih ada berdusta/bohong, ada usaha jalan haram namun tidak ditinggalkan, banyak berlumur dosa namun tidak taubat, sadar belum bisa beribadah dengan baik, namun tidak memperbaikinya, dll.

Orang bijak vs Versus Dungu

عن شداد بن أوس رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

 الْكَيِّسِ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْأَحْمَقُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وتمنّى على الله الأمانى 
 
Dari  Syadad bin aus ra. berkata, bersabda Nabi saw.:
“Orang yang bijaksana ialah orang yang menguasai dirinya dan berbuat untuk bekal sesudah mati. Dan orang yang dungulah yang menuruti hawa nafsunya dan mengharapkan ridha Allah dan pahala-Nya dengan angan-angan kosong.” [ Hr Ahmad & Hr Tirmizi] 

Pelajaran yang terdapat didalam hadist:
1- Iman itu hendaklah tampak dalam amal dan perbuatan dan bukan hanya dalam angan-angan.
2- Iman adalah apa yang menetap di hati dan dibuktikan oleh amal perbuatan. 
3- Rasulullah saw. pun menegaskan pengertian itu dan bahwasanya penyerahan diri kepada Allah dengan disertai amal saleh dan kebajikan adalah hal yang dibenarkan oleh akal yang sehat dan bijaksana, dan bahwasanya hal yang berlawanan dengan itu adalah suatu ketololan dan kedunguan.
Share:
Copyright © Web Kuliah Abdullah | Powered by Blogger | Design by ronangelo Theme Editor: Abdullah Jejangkit | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com