Website Kuliah: Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

Minggu, 04 Oktober 2020

Kriteria Sahabat(kawan)yang baik!

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya


Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar kita memilih teman yang shalih, yaitu yang beriman dan berakhlak mulia.


عن أبي موسى الأشعري قال رسول الله (ص): إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَجَلِيسِ السُّوءِ، كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإمَّا أنْ تَجِدَ مِنْهُ ريحاً طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحاً مُنْتِنَةً

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya teman baik dan teman yang buruk itu diibaratkan dengan penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi dapat memberikan wewangian untukmu, engkau membelinya, atau engkau mendapatkan aroma wangi darinya. Adapun pandai besi bisa jadi membakar pakaianmu atau engkau mendapatkan aroma yang tidak sedap darinya.”

Kriteria orang-orang yang bisa dijadikan Teman:

1. Orang yang berakal/tidak bodoh
2. Berakhlak Baik(Tidak pemarah, dikalahkan syahwat, pelit, penakut, dan menuruti hawa nafsu)
3. Orang yang shalih(Bukan orang yang fasik, orang-orang yang suka berbuat dosa, seperti:pemabuk/narkoba, penzina, riba)
4. Tidak tamak/rakus terhadap dunia(Mauidzatul Mu'minin, 100/h. 129)

Teman Bergaul Cermin Diri Seseorang
عن زهير بن محمد ، عن موسى بن وردان ، عن أبي هريرة- رضي الله عنه قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Dari Zuhair bin Muhammad dari Musa bin Wardan, dari Abu Hurairah ra. berkata, bersabda Rasulullah saw:Seseorang itu tergantung pada agama  temannya. Oleh karena itu, salah satu diantara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dijadikan teman.(HR. Ahmad)

Pelajaran yang terdapat dalam hadist:

1- Pergaulan cermin diri seseorang;
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ
Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin.
2- Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya.
3- Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:
1- Pergaulan menentukan nasib seseorang.
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا
يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul".
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (Surat Al-Furqan : 27- 28-29)
2- Perintah sabar untuk selalu berkawan dengan orang-orang yang shaleh.
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (Surat Al-Kahf : 28).

Tugas Orang tua harus menyeliksi siapa-siapa kawan/sahabat Anaknya?

-Mau anak bagus, carilah kawan anak yang baik, perhatikan  dengan siapa anaknya pergi/berkawan?

Pada akhir Zaman ini, kadang seorang kawan lebih ditaati dibanding orang tua sendiri

Hakekat Teman menurut Imam Nawawi adalah Ibarat Anak Tangga. Imam Nawawi berkata: Teman adalah ibarat anak-anak tangga yang kita lalui. Adakalanya anak tangga itu menghantarkan kita naik menuju kesuksesan (teman shalih). Adakalanya anak tangga itu menghantarkan kita turun menuju kehinaan (teman jahat).

Untuk mengetahui sifat seseorang, maka tenguklah siapa kawannya! Menjadi gambaran baik/buruk akhlaknya.

المرأ على دين خليله
Karena hal itu Carilah kawan yang Baik, karena kualitas agama seseorang sangat tergantung dengan orang yang dijadikannya kawan

Kriteria yang bisa dijadikan kawan/sahabat antara lain: Berakal, berakhlak baik, tidak fasik(suka berbuat dosa), dan orang yang tidak mencintai dunia.

Imam Fakih Samarkandi mengatakan: Barangsiapa berkawan dengan 8 orang berikut, maka dia akan membuahkan delapan hal:

Perhatikan teman bergaul anda, bergaul  atau bersahabat dengan berbagai macam kelompok, akan timbul berbagai macam sifat di dalam hatinya. Bergaul dengan:

1. Orang kaya, maka akan menimbulkan di dalam hatinya sedikit bersyukur dan cinta dunia;
2. Orang miskin, menimbulkan bersyukur dan Ridha
3. Ulama/Ilmuan, akan dapat Ilmu dan Hikmah serrlta semangat menuntut ilmu.
4. Orang Fasik/Ahli Ma'siat, akan berani berbuat dosa, timbul perasaan enteng suatu kema'siatan di dalam hatinya- karena terbiasa melihat perbuatan dosa
5. Pejabat Zhalim/pemimpin, menimbulkan keras hati dan hilang rasa kasihan dengan orang-orang yang susah, dan bersifat sombong
6. Anak-anak, menimbulkan di hati suka bermain-main
7. Perempuan, timbul syahwat di hatinya.
8. Orang shalih, semangat keinginan untuk beribadah.
من صحب الأخيار صار من الأخيار وإن كان من الأ شرار
ومن صحب الأشرار صار من الأشرار  وإن كان من الأخيار.

"Siapa berkawan dengan orang-orang yang baik, niscaya jadilah dia termasuk dari golongan orang-orang baik, walaupun dia itu dahulunya orang yang jahat(tidak penyambahyang, penipu, minum arak, dll, akan tetapi kesitu kemari selalu berkawan orang yang baik dan sekedudukan, maka orang ini suatu saat menjadi orang yang baik, karena lingkungannya yang baik). 
Dan orang yang bersahabat dengan orang-orang jahat, maka ia jadi orang yang jahat, sekalipun dia dulunya orang yang baik."
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Web Kuliah Abdullah | Powered by Blogger | Design by ronangelo Theme Editor: Abdullah Jejangkit | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com