Website Kuliah: Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

Kamis, 31 Desember 2020

JALAN CEPAT UNTUK MENJADI KEKASIH ALLAH SWT

Website Kuliah : Studi Islam; Pendidikan Islam; Pendidikan Agama Islam; IAIN Palangka Raya

AMALAN PALING CEPAT UNTUK MENJADI KEKASIH ALLAH SWT. 

Bersungguh-sungguhlah menjaga hati:

1. Menjaga hati dari was-was, seperti keragu-keraguan masalah rezeki, seperti keraguan di hati "kalau aku tidak berangkat bekerja, bisa tidak dapat duit, "kalau aku tidak berusaha bagaimana nanti aku makan dan manafkahi anak dan Istriku". Yakinlah di hati: "Besok nanti seandainya aku, anak dan Istriku ada umur, rezeki itu pasti ada, karena Allah Swt yang menentukan, memberi rezeki pada hamba-Nya, dengan cara dan jalan yang dikehendaki-Nya, Allah Swt juga yang menyampaikan kepadaku". 
Lebih parah lagi jika seseorang mengkwatirkan masalah rezeki orang lain, seperti anak dan cucunya. 

"ما قدر الله لك يصل إليك بسبب أوجده لك، وما لايقدرلك لايصل إليك"

"Sesuatu yang Allah Swt tentukan(seperti rezeki) untukmu, pasti sampai kepadamu dengan sebab yang Allah Swt.  ciptakannya untukmu. Adapun sesuatu yang tidak ditaqdirkan untukmu, tidak akan sampai kepadamu"

Yakinlah, rezeki kita sudah dijamin Allah Swt. Rejeki yang dijamin (الرزق المضمون) adalah Allah Swt. tidak menjamin punya rumah, kendaraan, toko, kebun, dan lainnya. Yang dijamin adalah kita pasti hidup berdasarkan umur yang ditetapkan, dijamin rezeki untuk bisa tegak beribadah kepada-Nya, baik melalui bekerja atau tidak, diam dimana saja, di hutan, pasar, kamar, dan tempat lainnya" 
Allah Swt. pasti memberikan kekuatan pada kita, kemampuan tegaknya tubuh hingga bisa beribadah. Sedikitpun kita tidak boleh ragu-ragu, tidak boleh bergolak, bergoncang di dalam hati terkait rezeki (yang dijamin)ini. (lihat: Al-Ghazali, Minhajul A'bidin, h. 64)

Keraguan masalah ini bisa membawa mati tidak membawa Iman.

2. Menjaga hati dari penyakit hati, seperti Iri, dengki, sombong, ujub, ria, tidak enak melihat orang lain bahagia/beruntung, dll.
3. Menjaga hati dari geritik hati yang jahat, seperti sangka buruk dengan Tuhan, atau sangka buruk dengan manusia-walau tidak tertentu orangnya. Misalnya: Seseorang sedang sakit dan  berobat sudah kemana-mana, namun tidak sembuh-sembuh sehingga muncul geritik hati "Aku bisa diperbuat orang, diparang maya orang, kenapa berobat tidak mau sembuh"(buruk sangka pada makhluk Allah Swt.); "Dulunya tokonya sangat laku dan banyak pelanggan, namun sekarang tidak laku lagi" kemudianvmuncul geritik hatinya: "Aku ini bisa diletakkan orang pembenci di toko ini,  dulunya rame berjualan, sekarang sepi sekali" atau "Aku ini boleh jadi diperbuat orang"

Semua itu harus  awasi dengan "muraqabah", seperti anda katakan :"Mungkin rezekiku berkurang di sini",  Jika belum berobat belum sembuh, janganlah anda berkesimpulan buruk sangka pada orang lain, tapi dimungkinkan obatnya belum pas, sehingga belum sembuh sakitnya" 

Janganlah buruk sangka pada makhluk Allah Swt, perkara ini tidak boleh, Allah  Swt. lah yang memperbuat semuanya. Manusia tidak memiliki daya upaya.

4. Pengawasan langsung "muraqabah" di hati, agar jangan sampai masuk sesuatu dari was-was, penyakit hati geritik jahat tersebut di atas. 
Karena jika sudah masuk was-was, penyakit hati, geritik jahat di atas-walaupun sebentar-maka jika sudah tertanam di hati akan sulit mengeluarkannya/membersihkannya, hingga dapat merusak hati.  Pikirannya  bisa berkembang berbagai macam sangka buruk dan penyakit hati. Dinasehati  tidak mempan dan keras kepala, karena sudah tertanam di hati.

Seperti di hatinya berkata:"Siapa yang memperbuat aku ini? Bisa si pulan..., karena diundang tidak mau datang."(sangka buruk)
Tindaklah  segera dengan "muraqabah": Allahlah yang mengatur segalanya, manusia tidak berdaya upaya. 
Beberapa penyakit hati di atas adalah seperti suatu penyakit yang apabila ada gejala, segeralah diobati. Karena penyakit yang apabila sudah parah, maka akan sulit disembuhkan.

Bersungguh-sungguhlah membersihkan Hati, karena hati merupakan tempat pandangan Allah Swt. Oleh karena itu lakukanlah hal berikut.

1. Hindarilah cenderung kepada keinginan-keinginan dunia, yaitu keinginan-keinginan yang melalaikan kepada Allah Swt., sesuatu yang dapat merusak hati dan merusak agama, melengahkan, merepotkan dan lupa pada Allah Swt., tidak karuan dalam shalat/ibadah(seperti lupa rakaat, terlambat shalat, tidak khusu', contohnya adalah sahabat nabi mewaqafkan kebunnya kepada kaum muslimin, karena kebun itu melalaikannya tatkala shalat, terlambat/mengganggu dalam beribadah, seperti tegesa-gesa dalam shalat, membuat lengah pada ketaatan Allah swt. Demikian juga sesuatu yang membuat sengketa, permasalahan, dan ma'siat. 
Carilah dan inginilah  sesuatu hal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Swt.

2. Sungguh-sungguhlah membersihkan hati dari sifat dendam. Yaitu menyimpan kemarahan, yang biasanya dikarenakan ada orang yang pernah menyakiti, mengecewakan, menganiayanya, namun dia belum kesampaian untuk membalasnya. Mestinya akhlak mulia dianjurkan untuk memaafkan terhadap orang yang menyakiti dan mengganggunya itu , karena:
المؤمن ليس بحقود
"Orang mu'min bukanlah pendendam"

3. Khianat, yaitu dalam hati ada niatan tidak baik terhadap orang lain.  Diriwayatkan ada sahabat yang dikatakan nabi saw: akan datang ahli syurga(datanglah seorang laki-laki ikut majelis nabi , 3 kali berturut-turut itu saja orangnya). Abdullah bin Amr meneliti orang tersebut dan bermalam dirumahnya hingga tiga hari. Ternyata dia tidak banyak shalat dan ibadah. Orang tersebut memberitahukan amalannya satu hal yang pokok, yaitu: "Aku ini tidak ada di hati berniat jahat pada orang lain", yaitu tidak ada berkeinginan pada orang lain  terjadi keburukan, seperti kalah, rugi, celaka, jadi malu, dapat sengsara, dan keburukan lainnya.  Aku berhendak baik terhadap kaum muslimin, seperti: menginginkan mereka beruntung, mendapat kebaikan, menang, ahli ibadah" 
4. Menipu terhadap kaum muslimin; Sangka buruk terhadap sesama muslimin; hendaknya bermaksud baik; kasih sayang terhadap mereka; ber'itiqad baik terhadap mereka(lawan dari buruk sangka) misalnya kita berkeyakinan bahwa si Pulan itu baik(padahal orang itu jelek di sisi Allah Swt). Walaupun sangka baiknya itu keliru, tetaplah ia berpahala. Namun jika kita buruk sangka-walaupun benar yang disangkakannya itu(misal si Pulan itu maling)- tetaplah dia berdosa, bahkan lebih besar lagi dosanya jika sangkanya itu tidak benar.

5. Mencintai saudaranya muslimin seperti mencintai dirinya sendiri dari kebaikan, yaitu menginginkan kaum muslimin mendapat kebaikan sebagaimana dia dapat kebaikan, seperti: dapat rezeki, dapat ilmu, dan kebaikan lainnya. Dan dia benci/tidak suka bagi saudaranya muslimin tertimpa sesuatu yang dia tidak suka dari kejahatan/keburukan. Seperti: Tatkala dirinya tertimpa musibah(suatu keburukan), dia berharap agar musibah itu tidak ditimpakan terhadap saudaranya muslimin. Demikan juga jika terkena tipu, dibodohi, rugi. Ia berharap hal itu tidak ditimpakan kepada saudaranya muslimin. 
Hal sangat tercela adalah berkeinginan supaya orang lain tertimpa keburukan, seperti: celaka, rugi, bangkrut dan lainnya.

Nilai memperbaiki hati dengan sifat-sifat terpuji ini sangat tinggi nilai pahala dan kedudukannya di sisi Allah Swt. dibandingkan ibadah Dzahir anggota tubuh seperti baca Al-Qur'an, Shalat,  puasa. Ibadah Dzahir akan lenyap pahalanya, jika hatinya punya suatu penyakit, seperti sangka buruk, dendam, ria, ujub, kejam, bengis, karena sifat buruk ini akan menghapus dan menggugurkan pahala amal ibadahnya.

Sumber: Imam Abdullah  Al-Haddad, Risalah Adab Suluk Murid, h. 12.

والله أعلم
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Web Kuliah Abdullah | Powered by Blogger | Design by ronangelo Theme Editor: Abdullah Jejangkit | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com