KAYA(SUGIH) HARTA DUNIA
BUKANLAH NIKMAT YANG AGUNG
Dari Sahl bin Sa’id as-Sa’idi radhiyallahu’anhu, Rasulullah Saw. bersabda:
لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi)
"Andaikata dunia itu ada harga dan nilainya di sisi Allah Swt. seberat sayap nyamuk, niscaya Allah tidak memberi minum orang-orang kafir" Namun nyatanya mereka orang-orang kafir, dzalim, dan fasik banyak diberikan nikmat harta dunia, berarti nikmat kesenangan dunia tidak ada harganya dibanding nikmat agama(iman Islam, ilmu dan Ibadah)
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Rasulullah saw. bersabda:
مَا لِي وَلِلدُّنْيَا ؟ مَا أَنَا في الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Ada apa antara aku dengan dunia ini? Tidaklah aku berada di dunia ini kecuali bagaikan seorang pengendara/penempuh perjalanan yang berteduh di bawah sebuah pohon. Kemudian dia beristirahat sejenak di sana lalu meninggalkannya” (HR. Tirmidzi)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, nabi saw bersabda:
اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلاَّ عَيْشَ الآخِرَةِ
“Ya Allah tidak ada kehidupan yang sejati selain kehidupan akhirat” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah saw bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ ؛ فَهُوَ أجْدَرُ أنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ الله عَلَيْكُمْ
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian -dalam hal dunia- dan janganlah kalian melihat orang yang lebih di atasnya. Karena sesungguhnya hal itu akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat yang Allah berikan kepada kalian” (HR. Muslim)
Dengan demikian perlu ditanamkan dalam hati: "Kita merasakan dapat anugerah yang luar biasa dari Allah Swt berupa nikmat AGAMA: iman, Islam, Ilmu dan Ibadah (bisa shalat, baca Al-Qur'an, menuntut ilmu, dll). Karena nikmat agama merupakan Nikmat yang agung dari Allah Swt. Janganlah diremehkan(tidak dianggap untung) nikmat agama ini, karena jikalau tidak dianggap berharga nantinya dikwatirkan dicabut Allah Swt. Nauzubillah. Misalnya seseorang mengangap "orang kaya lebih untung dari pada orang berilmu atau orang ahli ibadah/taqwa(walapun tidak kaya harta)". Hal ini berarti meremehkan nikmat agung yang telah diberikan Allah Swt. padahal Nabi Ibrahim As, meminta kepada Allah agar memberikan keimanan(nikmat agama) untuk ayahnya, namun tidak dikabulkan, demikian juga Nabi Muhammad Saw mengharapkan untuk dianugerahkan keimanan kepada paman beliau Abu Thalib, namun Allah juga tidak memberinya.
Demikian juga orang yang belajar/menuntut ilmu agama dan/ mengajar Ilmu agama/bisa berbuat ta'at(ibadah) adalah orang yang dapat anugerah nikmat yang agung dari Allah Swt., maka janganlah meninggalkannya karena kesibukan dunia, seperti karena berbisnis, karena urusan dagang, karena urusan usaha, kebun, ternak, pertanian, dan lain sebagainya, tidak sempat lagi menuntut ilmu atau meninggalkan mengajar agama, hingga meninggalkan(berkurangnya) ibadah. Suatu saat Nikmat yang begitu besar ini(Ilmu, ibadah) akan dicabut Allah Swt, dikarenakan ia memilih dunia.
Puji syukur kita diberikan nikmat Iman, Islam, Ilmu dan bisa beribadah. Nabi Muhammad Saw. mendengar seorang laki-laki yang telah mengatakan:
"الحمد لله على الإسلام" "Segala puji bagi Allah atas nikmat Islam", beliaupun bersabda:
إنك لتحمد الله على نعمة عظيمة(رواه الخرائطي)
"Sesungguhnya engkau telah bersyukur dengan memuji Allah atas nikmat yang sangat besar itu".
الحمد لله على هذا الإيمان والإسلام والعلم والعبادة، وعلى كل حال.
الحمد لله الذي أنعم علينا وهدانا إلى دين الإسلام.
وبالله التوفيف.
Lihat Sumber: Al-Ghazali Minhajul Abidin, h. 98-99.
0 komentar:
Posting Komentar