Ilmu untuk melawan berbagai macam bujukan Syaitan.
Melawan syaitan perlu ilmu. Jika tidak berilmu, maka ia mudah tergoda, terbujuk dengan rayuan syaitan yang menyesatkan. Syaitan menjerumuskan manusia agar tidak taat kepada Allah Swt dan meninggalkan Ibadah(kebaikan).
Sejatinya setiap manusia itu ditempeli setan dari bangsa jin. Setan inilah yang membisikkan hawa jahat dan kemaksiatan kepada yang bersangkutan dan kerap disebut dengan qarin.
Keberadaan qarin yang mengganggu manusia tersebut dengan pengecualian Rasulullah Saw. Tak ada satupun setan yang mampu mengganggu Rasul. Bahkan, dalam banyak riwayat disebutkan qarin yang mengikuti Rasul tersebut memeluk Islam.
Riwayat Abdullah bin Mas’ud yang dinukilkan Imam Muslim menyatakan bahwa setiap orang mempunyai qarin dari bangsa jin. Sahabat menanyakan, "Termasuk engkau wahai Rasulullah? “
Rasul menjawab, "Iya hanya saja Allah Swt. melindungiku kemudian dia berislam dan tidak memengaruhiku kecuali kebaikan.”
Riwayat lain dari Muslim juga menyebutkan qarin yang menempel ke manusia itu bukan saja dari bangsa jin tetapi juga ada yang berasal dari bangsa malaikat.
Syaitan membujuk manusia dengan ungkapan yang dilontarkan ke hati manusia melalui geritik hati. Livel-livel bujukan itu adalah sebagai berikut.
1. Syaitan membisiki di hati manusia dengan ungkapan:
(لا تعبده)"Janganlah kamu beribadah; Janganlah kamu berbuat baik, Tidak perlu bersedekah; tidak usah berpuasa; Banyak orang yang meninggal dengan baik, padahal dia malas beribadah!; dan geritik jahat lainnya.
Bila ada bisikan syaitan seperti itu, maka lawanlah dengan Ilmu! Katakanlah di hatimu:
ومالي لا أعبد الذي فطرني وإليه ترجعون
"Buat apa aku tidak menyembah/beribadah kepada orang yang telah menciptakanku"
Aku perlu beribadah sebagai bekalku di akhirat kelak. Jika aku tidak berbuat baik, bagamana nanti aku di akhirat tanpa bekal!
Kemudian jika ia mampu menangkal bujukan itu. Syaitan akan menggoda dengan bujukan selanjutnya.
"Benar perlu beribadah dan bekal untuk di akhirat kelak, tapi:
2. Beribadahlah pada akhir hayatmu, nanti saja kalau kamu sudah tua, karena yang dipandang tuhan adalah beribadah diakhir nanti.(اعبده في آخر حياتك، لأن الأعمال بالخواتم)
Nanti saja kamu beribadah, nanti bila umur sudah 60 an baru kamu beribadah. Karena amal itu yang dipandang di akhir.
Tidak mengapa biar banakal(jadi orang jahat/fasik), nanti hendak mati baru kamu Insyaf(taubat). Nanti saja kamu beribadah, kamu masih muda dan umurmu baru 30 tahun. Orang mati ada yang umurnya mencapai 70 an, bila umurmu 65 an baru kamu mulai beribadah, mulai mengaji, mulai baca al-Qur'an, dan mulai shalat malam/tahajjud.
Banyak manusia yang terjerumus denganbbujukan ini.
Jawablah dengan Ilmu: "Wahai syaitan, umurku tidak tahu, panjangkah atau pendek!"
(الأمر لا أدري، أ طويل أم قصير؟)
Benar saja ada orang yang meninggal dunia umurnya mencapai 70 an tahun, tapi kawanku ada yang meninggal waktu muda, padahal umurnya baru 30, 25 an tahun. Kalau aku menunggu umur 60, boleh jadi aku mati umur 50 tahun, atau besok sudah mati, bagaimana nantinya tanpa bekal?
Kemudian, jika manusia itu tetap bersikeras untuk beribadah, maka syaitan membisikinya lagi:
3. Segeralah beribadah!(عجل بالعبادة!). Bisikan ini bukannya perkara baik. Karena ibadah yang dilakukan dengan terburu-buru biasanya ibadah itu tidak sah atau tidak benar.
Ibadah itu diperlulan, tapi mesti dengan pemikiran. Pertimbangkanlah ibadah mana yang lebih utama dan lebih prioritas untuk dikerjakan. Ibadah itu punya martabat, sehingga perlu dipilih&dipilah mana yang perlu disegerakan/didahulukan.
Jawablah: Aku menyembah Allah Swt. dengan perlahan, karena tergesa-gesa itu dari Syaitan
(أعبده بالتأني، لأن العجلة من الشيطان).
Misal: Ada uang seratus ribu, ayo segeralah sedekahkan! Mestinya dipikirkan dulu, diberikan kemana? Tidak sembarangan untuk memberikannya. Apakah dia punya hutang?(hutang mestinya dulu dibayarkan). Siapa yang paling berhak menerimanya? Yang paling utama dan urutannya yang mestinya didahulukan misalnya terkait penyerahan infak atau sedekah adalah: 1. Harta diberikan untuk kewajiban nafkah; kemudian 2. Memberikan kepada orang tua kita. dst.
Adapun syaitan memerintahkan yang penting bersedekah dan cepat-cepat. Akhirnya sedekahnya tidak diterima Allah Swt., karena dia meninggalkan yang lebih utama. misalkan bersedekah, tapi hutang tidak dibayar.
Jika hal itu bisa diatasi. Kemudian syaitan berbisik di hatinya:
4. "Ayo silahkan beribadah sekuat tenagamu!, Kalau takdirmu keneraka, pasti kamu keneraka juga nantinya. Bilanya kamu beruntung, pasti ke syurga, bilamana taqdirmu celaka, walau bagaimanapun kamu pasti ke neraka".
Hal ini agar melemahkan semangatnya untuk beribadah dan dia hanya berpegang pada taqdir saja (padahal tidak ada yang tahu takdir seseorang, kecuali Allah Swt).
Inti bujukan syaitan itu adalah agar manusia tidak beribadah.
Jawablah dengan Ilmu: "Benar saja itu wahai syaitan, orang yang taqdirnya keneraka, pasti nantinya masuk neraka. Akan tetapi Nabi saw. mengatakan "Taat itu adalah tanda keberuntungan/kesyurga
(الطاعة دليل السعادة). Demikian juga informasi Nabi saw.:"Tiap-tiap orang itu, dimudahkan berbuat sesuatu yang dia ditakdirkan umtuk sesuatu itu(syurga/neraka)(كل ميسر لما خلق له). Jika seseorang ditaqdirkan ke Neraka, maka ia mudah berbuat ma'siat, dosa, berarti taqdir orang ini adalah ke Neraka. Jika ia ditaqdirkan ke Syurga, tentu ia mudah berbuat taat/kebaikan dan beramal ibadah untuk mati ke syurga.
Urusan perkara takdir, hanya diketahui Allah, tidak ada yang mengetahuinya selain Allah Swt. Jadi aku mesti taat kepada Allah Swt. "Wahai syaitan, urusan aku ini apakah ahli neraka atau ahli syurga, itu merupakan perkara gaib yang ditakdirkan Allah terdahulu. Tidak ada seseorangpun yang mengetahuinya kecuali Allah Swt. Pokoknya aku beribadah, karena taat itu adalah tanda terdahulunya taqdir keberuntungan, sedangkan ma'siat tanda kecelakaan.
Taat merupakan tanda yang sangat menunjukkan atas terdahulunya taqdir keberuntungan. Tidak ada jarak antara orang yang taat dan syurga, melainkan ia mati atas ketaatan.
Ma'siat merupakan tanda yang paling menunjukkan atas terdahunya taqdir celaka
"Kalau aku ma'siat, berarti aku ini taqdirnya celaka!" Tidak ada jarak antara orang yang ma'siat dan neraka, kecuali dia mati dalam ma'siatnya.
Setelah 4 livel di atas dapat dilaluinya, usaha syaitan gagal untuk menjauhkan manusia untuk beribadah(taat). Syaitan akan berusaha dan membujuk agar ibadah yang dilakukan manusia itu tidak berpahala. Melakukan hal yang bisa menggugurkan pahala ibadahnya, ataupun agar ibadah itu tidak diterima Allah Swt.
5. Syaitan berbisik:"Kamu sudah ahli ibadah, kamu berilmu, kamu agung dan dimuliakan orang. Semakin banyak beribadah, tentu kamu dihormati orang-orang dan diagungkan mereka. Rajin-rajin beribadah dan perlahan, kamu sangat bagus. dst.
Semua itu merupakan bujukan syaitan agar ibadahnya tidak ikhlas, karena manusia atau pujian makhluk.
Jika Ia mengakui/menyetujui atau mengiyakan bisikan syaitan itu, maka ibadahnya tidak ikhlas, sehingga ibadahnya tidak berpahala, dikarenakan selain Allah Swt.
Bilamana ada bujukan syaitan seperti itu, maka jawablah: (أعبده بالله ولله وإلى الله)Aku beribadah itu dengan taufik/pertolongan Allah(بالله), Aku beribadah karena Allah, bukan karena ingin disanjung, dihormati, karna makhluk selain Allah(لله), Aku beribadah kuserahkan kepada Allah(إلى الله), terserah Allah menilainya.
Bila ia sudah mampu mengatasi demikian, berarti dia mengalahkan syaitan. Sehingga Ibadah yang dilakukan dengan benar dan mendatangkan manfaat baginya.
Dengan demikian melawan syaitan diperlukan Ilmu pengetahuan. Jika tidak berilmu, tentu akan terbujuk dengan tipu daya syaitan.
والله أعلم
Sumber: Risalah Adab suluk murid.
0 komentar:
Posting Komentar