MENINGGALKAN YANG TIDAK BERGUNA
Oleh:
Abdullah, M.Pd.I
Dosen
PAI FTIK IAIN Palangka Raya
الْحَمْدُ
لِلَّهِ، الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ
لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ المُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سيدنا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا مُحَمَّد
وعلى آله وأصحابة أجمعين. أما بعد؛ فيا
عباد الله أوصيكم وإياي بتقوى الله وطاعته فقد فاز المتقون.يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Marilah kita
senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan berupaya sekuat
tenaga melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segenap larangan-Nya.
Ma’âsyirol
muslimîn rahimakumullâh
Di antara tanda
baiknya seorang muslim adalah ia meninggalkan hal yang sia-sia dan tidak
bermanfaat. Waktunya diisi hanya dengan hal yang bermanfaat untuk dunia dan
akhiratnya. Sedangkan tanda orang yang tidak baik Islamnya adalah sebaliknya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata:"Telah bersabda Rasulullah saw. :
مِنْ حُسْنِ
إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكَهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
"Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang
ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya". (HR. at Tirmidzi
dan Ibnu Majah).
Hadits ini
mengandung makna bahwa di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan
hal yang tidak bermanfaat baik berupa perkataan atau perbuatan. Rasulullah
saw., (لايقول ولايفعل إلا
معروفا) beliau tidak berkata maupun berbuat kecuali hal yang
terpuji .
Tanda baiknya seorang muslim adalah dengan ia melakukan
setiap kewajiban. Juga di antara tandanya adalah meninggalkan perbuatan yang
haram sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْمُسْلِمُ
مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang muslim (yang baik) adalah yang tangan dan
lisannya tidak menyakiti orang lain” (HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no.
40).
Jika Islam seseorang itu baik, maka sudah barang tentu
ia meninggalkan pula perkara yang haram, yang syubhat dan perkata yang makruh,
begitu pula berlebihan dalam hal mubah yang sebenarnya ia tidak butuh.
Meninggalkan hal yang tidak bermanfaat semisal itu menunjukkan baiknya seorang
muslim.
Ma’âsyirol
muslimîn rahimakumullâh
Ketika seorang sahabat meninggal dunia, seseorang
berkata,
أَبْشِرْ
بِالْجَنَّةِ (berilah
kabar gembira dengan syurga ), Maka Rasulullah saw. Bersabda :
عَنْ أَنَسٍ
قَالَ تُوُفِّيَ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ يَعْنِي رَجُلًا أَبْشِرْ
بِالْجَنَّةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَلَا
تَدْرِي فَلَعَلَّهُ تَكَلَّمَ فِيمَا لَا يَعْنِيهِ أَوْ بَخِلَ بِمَا لَا
يَنْقُصُهُ
“Apakah kalian tidak tahu, mungkin ia pernah
mengucapkan perkataan yang tidak mendatangkan manfaat atau bakhil terhadap
sesuatu (harta) yang sebenarnya tidak akan berkurang (jika disedekahkan).” (HR
Tirmidzi).
Oleh karena itu, alangkah beruntungnya orang-orang
yang senantiasa menghitung-hitung perkataannya. Umar bin Abdul Aziz r.h
berkata:
مَنْ عَدَّ
كَلَامَهُ مِنْ عَمَلِهِ، قَلَّ كَلاَمُهُ إِلَّا فِيْماَ يَعْنِيْهِ
“Siapa yang menghitung perkataannya dibanding amalnya,
maka ia akan sedikit bicara kecuali dalam hal yang bermanfaat” (Ibnu Rajab (w. 795 H), Jâmi’ al ‘Ulûm
wa al Hikam, 1/291).
Ma’âsyirol muslimîn rahimakumullâh
Mayoritas
perkara yang tidak bermanfaat muncul dari lisan yaitu lisan yang tidak dijaga
dan sibuk dengan perkataan sia-sia” Tentang
keutamaan menjaga lisan ini diterangkan dalam ayat berikut yang menjelaskan
adanya pengawasan malaikat terhadap perbuatan yang dilakukan oleh lisan ini.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ
أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16) إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ
عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا
لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya
daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal
perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah
kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf: 16-18).
Ibnu ‘Abbas
mengatakan, “Yang dicatat adalah setiap perkataan yang baik atau buruk. Sampai
pula perkataan “aku makan, aku minum, aku pergi, aku datang, sampai aku
melihat, semuanya dicatat. Ketika hari Kamis, perkataan dan amalan tersebut
akan dihadapkan kepada Allah” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 13: 187).
Ma’âsyirol
muslimîn rahimakumullâh
Ketika kita tidak berupaya menyibukkan diri bersiap-siap menghadapi kehidupan
akhirat kelak, maka Allah bisa memberikan kesibukan lain yang tidak bermanfaat
untuk kehidupan kita. Ketika kita tidak sibuk menyerukan dakwah Islam atau pun
hal kebajiakan lainya, kita akan dibuat sibuk berbicara menyerukan yang lain,
padahal ini adalah diantara tanda bahwa Allah tidak senang dengan kita. Diriwayatkan
dari Imam Al Hasan, ia berkata:
من علامة
إعراض الله تعالى عن العبد أن يجعل شغلبه فيما لايعنيه
“Diantara tanda ‘berpalingnya’ Allah Ta’ala dari seseorang
yaitu apabila orang itu sibuk dengan hal-hal yang
tidak berguna (bagi kepentingan akhiratnya)”. (Ibn Daqîq al ‘îd (w. 702H), Syarh al Arba’in an Nawawiyyah, hal 62)
Ma’âsyirol
muslimîn rahimakumullâh
Ada orang yang ketika diajak mengaji, menuntut ilmu, maupun berbuat
kebajikan lainnya selalu beralasan sibuk, namun ternyata masih sempat meunjun (memancing) berjam-jam
lamanya, padahal dia tidak termasuk orang yang kekurangan lauk untuk makan. Ada
orang yang bergelimang harta, namun ‘tidak ada waktu’ untuk menenggelamkan diri
beribadah kepada Allah Ta’ala, anehnya sebagian besar waktunya habis untuk
bekerja mengumpulkan harta lagi, padahal harta yang sudah Allah berikan
kepadanya tidak akan mampu dia habiskan.
Ada juga orang yang sibuk atau menghabiskan waktu dengan Hp/handphone
yang selalu berada ditangannya, karena itu, sebenarnya dia membuang banyak waktu dengan sia-sia, kecuali
ia menggunakannya pada hal atau perkara yang bermanfaat. Kita dingatkan: demi masa, sesungguhnya manusia dalam
kerugian kecuali mereka yang beriman, beramal sholeh, dan saling menasehati
dalam kebenaran dan kesabaran.
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2)
إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Ma’âsyirol
muslimîn rahimakumullâh
Mudah-mudahan kita dibimbing Allah swt, untuk selalu berkata maupun
berbuat kecuali pada hal-hal/perkara yang bermanfaat dan Mudah-mudahan Allah swt.
menjauhkan kita semua dari hal yang tidak
bermanfaat,.
Amiiin ya Rabbal Alamiin.
الْحَمْدُ
لِلَّهِ، والصلاة والسلام على رسول الله- محمد بن عبد الله، أوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته فقد فاز المتقون ، وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآَنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا
تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16)
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ
(17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18) [ق/16-18]. بَارَكَ اللهُ
لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ والْمُسْلِيِمْات
والمؤمنين المؤمنات مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وحده لاشريك له، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا مُحَمَّد وعلى آله وأصحابة أجمعين. أما بعد؛ فيا عباد الله اتقوا اللهَ ما استطعتم وسارعوا
إلى مغفرةِ ربِّ العالمين.يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
واعلموا أنَّ
اللهَ سبحانَه وتعالى أمركم بِأَمْرٍ بَدأَ فيه بنفسه، وثنى بملائكَتِه
المُسَبِّحَةِ بِقُدْسِه، فقَالَ اللهُ تَعَالَى ِفْي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا مُحَمَّد سَيِّدِ المرسبين، وعلى آبه وأصحابه
وقرابته وأزواجه وذرياته أجمعين. وارْضَ اللهم على أربعة الخلفاء الراشدين، سيدِنا
أبي بكْرٍ وعمرَ وعثمان وعليٍّ، وعلى بَقِيَّةِ الصحابة والتابعين، وتايع
التابعين، ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يوم الدين، وعلينا يرحمتك يا أرحم الراحمين.اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لنا لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. إنك سميع قريبٌ مجيب
الدَّعَوَات، يا قاضيَ الحاجات، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن
لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ،
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، واشكروه على نِعَمِهِ
يزدْكم، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. والله
يعلم ما تصنعون.
0 komentar:
Posting Komentar