Konsep Imam Al-Ghazali, kehidupan atas Kadar keperluan
(قدر الحاجة)
Ketika Umat Islam menang dan harta berlimpah, ekonomi keluarga yang stabil/lebih/tanpa kekurangan, banyak kaum muslimin yang terlena berlebihan dalam kehidupan hingga lalai untuk fokus dalam Ibadah/kebaikan.
Sehingga Al-Ghazali menghidupkan kembali konsep ekonomi berdasarkan Zaman Nabi dan Sahabat atas dasar sekedar keperluan dalam rangka mendukung Ibadah/keta'atan.
Secara utuh pemikiran Al-Ghazali bukan berarti meninggalkan kebutuhan ekonomi, namun yang diperlukan hanya sekedar hajat menguatkan untuk beribadah(baik ibadah mahdah atau kebaikan lainnya(ghairu mahdhah). Jadi ibadah tidak bisa dipahami hanya sekedar hubungan dengan tuhan saja.
Batasan konsep utama adalah:
"Jangan sampai kekayaan, harta benda/urusan dunia yang dimilikinya bisa melalaikan ataupun menghilangkan fokus yang sebenarnya yaitu Kehidupan hamba ini diciptakan untuk ibadah"
Sekarang masih terjadi di kalangan kaum muslimin yang terlena dalam kehidupan dunia, seperti contoh kontekstual : Karena berdagang/banyak punya toko, karena usaha/bisnis/urusan kantor, karena kebun, karena ternak, karena sawah/pahumaan, karena asyik main hp/game/hiburan, dan lain sebagainya. Karenanya pikiran penuh dengan urusan dunia, hingga melupakan dan melalaikan Ibadah/kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar